Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro menanggapi adanya oknum yang menjual alat skrining corona buatan UGM GeNose di toko online seharga Rp 75- Rp 90 juta. Tentu ini menjadi sesuatu hal yang harus diwaspadai.
ADVERTISEMENT
"Distribusi GeNose dikelola oleh PT Swayasa Prakarsa. Dan harga eceran GeNose Tertinggi (HET) yaitu sebesar Rp 62 juta per unit (belum PPn)," kata Bambang dalam keterangannya, Rabu (3/2).
Ia menyebut masyarakat jangan sampai tertipu dengan praktik picik tersebut. Dimohon untuk memperhatikan status penjual, apakah resmi atau tidak.
“Oleh karena itu, jika ada yang menjual dengan harga lebih tinggi dari itu dan tidak melalui distributor resmi, tentunya hal itu sangat disayangkan," ungkap dia.
Sebelumnya, Direktur Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, Dr Hargo Utomo menegaskan, GeNose merupakan alat skrining corona melalui embusan napas. Hasilnya bisa diketahui dalam waktu kurang dari 5 menit dengan tingkat keakuratan lebih dari 90%.
Kata dia, sejauh ini GeNose baru diprioritaskan untuk layanan kesehatan, rumah sakit, layanan publik, pemerintahan, sekolah, pesantren, kampus dan perusahaan maupun industri. Sementara untuk perseorangan masih belum.
ADVERTISEMENT
"Dalam tahap ini belum diprioritaskan untuk skala rumah tangga atau perseorangan," ucapnya.