Respons Pemkab Jember atas Tingginya Angka Prevalensi Balita Stunting

26 Februari 2023 19:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemeriksaan tinggi badan dan kesehatan balita di Kabupaten Jember. Dok Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pemeriksaan tinggi badan dan kesehatan balita di Kabupaten Jember. Dok Istimewa
ADVERTISEMENT
Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dirilis Kementerian Kesehatan RI dinyatakan bahwa Kabupaten Jember memiliki tingkat prevalensi balita stunting 34,9 persen.
ADVERTISEMENT
Posisi Jember dalam konteks permasalahan stunting berada pada urutan pertama dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.
Merespons data Kemenkes RI tersebut, Pemkab Jember akhirnya mengambil langkah dengan membentuk J-Penting Aksi.
J-Penting Aksi adalah sebuah tim reaksi cepat yang merupakan akronim dari Jember Pusat Edukasi Penurunan Stunting, AKI, AKB, dan Kemiskinan Ekstrem.
Bupati Jember, Hendy Siswanto menyebut J-Penting Aksi beranggotakan 40 orang yang berasal dari 16 organisasi perangkat daerah (OPD).
Tim mendapat tugas pemutakhiran data dengan menyukseskan bulan timbang dan pengukuran pertumbuhan anak balita.
Selain itu, selama tahun 2023 juga dibebani tanggung jawab memberi tambahan vitamin kepada balita yang masuk kategori kekurangan asupan vitamin.
Hendy menjelaskan, hasil kerja tim J-Penting Aksi akan jadi bahan pertimbangan dalam menentukan strategi kebijakan mengatasi problem stunting.
ADVERTISEMENT
“Best practice penanganan harus dipahami. Nanti saya minta langsung laporannya dari mereka," kata dia.
Hendy mengakui, pemerintah sebagai pihak yang paling utama menanggung tugas menangani stunting. Namun, untuk mengoptimalkan kinerja serta mendapat hasil maksimal dirasa harus melibatkan unsur masyarakat.
Sehingga, Pemkab Jember membuka pintu kepada organisasi masyarakat untuk menjalin nota kesepahaman (MoU) dalam rangka penanganan stunting.
"Sementara masih ada dua lembaga swadaya masyarakat yang telah menjalin kerja sama," urai Hendy.
Terdiri atas nama Yayasan Penguatan Partisipasi dan Kemitraan Indonesia (Yappika) serta Yayasan Prakarsa Swadaya Masyarakat (YPSM).
Plt Kepala Dinas Kesehatan Jember, Koeshar Yudyarto mengatakan, pihaknya memakai data SSGI sebagai evaluasi untuk menyusun sejumlah agenda penurunan angka stunting.
“Kita sudah evaluasi besar-besaran soal itu,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Pasca dibentuk J-Penting Aksi pada awal Februari 2023 lalu, kini banyak kegiatan yang dilakukan ke sejumlah kecamatan maupun desa/kelurahan.
Koeshar berharap, dari langkah tersebut kelak terjadi penurunan angka stunting di Kabupaten Jember secara signifikan.