Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Restoran Rindu Alam di Puncak Pass Digusur
22 November 2017 17:52 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Menyantap Ikan gurame cabe ijo, dengan nasi putih hangat, dan sambal kecap, ditemani kabut seputih kapas adalah salah satu kemewahan yang disajikan di Restoran Rindu Alam Puncak Pass, Bogor. Tapi itu semua akan tinggal cerita.
ADVERTISEMENT
Restoran Rindu Alam di Puncak Pass menghitung hari. Akhir November ini, salah satu restoran dengan lokasi terbaik di kawasan Puncak ini akan digusur.
Restoran ini dibangun pada 1980 oleh mantan Pangdam Siliwangi, Ibrahim Adjie dan sahabatnya DS Mangkuto. Mereka mendapatkan izin mendirikan restoran di atas tanah Pemprov Jabar.
Setelah puluhan tahun berlalu, Pemprov Jabar membuat keputusan mengambil lagi kawasan itu. Rencananya, akan dibuat area publik, jadi bukan hanya restoran saja.
kumparan (kumparan.com), siang ini, Rabu (22/11) menyambangi restoran Rindu Alam. Mobil pribadi berderet di depan restoran, mereka para pengunjung. Masuk ke dalam restoran, kumparan lalu menyapa staf restoran. Setelah memberikan penjelasan, kumparan meminta dipertemukan dengan manajer agar bisa mengonfirmasi isu penggusuran.
ADVERTISEMENT
Tak lama, pria berusia 48 tahun bernama Juanda datang. Dia mengenalkan diri sebagai pengawas restoran. kumparan kemudian diajak duduk di salah satu meja restoran. Membuka pembicaraan, kumparan langsung menanyakan soal kabar penutupan akhir bulan ini.
"Yang memutuskan sepihak itu Pemprov. Kita tahunya izin sampai tahun 2020. Kita juga bingung kok bisa sampai seperti ini. Kronloginya seperti apa tidak tahu. Mereka sempat kasih surat tahun 2015 hasil dari mediasi antara pemiliki sama Pemprov katanya sampai tahun 2017, tapi semua karyawan di sini tahunya sampai 2020. Makanya pada kaget. Apakah ada miskomunikasi antara pemiliki sama Pemprov atau gimana," beber Juanda.
Akhir bulan ini restoran harus sudah dikosongkan. Ruang terbuka hijau akan dibangun di lokasi Puncak Pass. Memang, jaminan pemandangan alam Puncak yang indah bisa dilihat jelas di titik ini.
ADVERTISEMENT
"Karyawan di sini sekarang mencapai 70 orang. Dulu kalau tahun 1990-an mah sampai 100 orang lebih. Kebanyakan karyawan mayoritas orang-orang sini," beber dia.
Karyawan, kata Juanda, hanya bisa pasrah saja ikut apa kata pemilik restoran.
kumparan lalu menemui beberapa pengunjung dan menanyakan soal rencana penutupan restoran yang menjadi ikon Puncak ini. Mereka mengaku tidak tahu, dan baru mendengar kabar. Para pengunjung menyerahkan sepenuhnya ke pemerintah.
"Ini kami sesekali makan di sini, sekalian lewat saja. Ya semoga ada keputusan terbaik," tegas Danu, warga Jakarta.
Wangi harum masakan masih tercium di dalam restoran, para pelayan sigap melayani pesanan. Tapi dalam hitungan hari, Rindu Alam akan tinggal cerita.