Retno Marsudi Akan Hubungi Menlu AS dan China untuk Bahas Situasi Myanmar

16 Februari 2021 17:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu (13/1).  Foto: Dok. Kementerian Luar Negeri
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu (13/1). Foto: Dok. Kementerian Luar Negeri
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri RI Menlu Retno Marsudi akan menghubungi AS dan China untuk membahas situasi Myanmar. Menlu Retno sebelumnya juga membahas perkembangan situasi Myanmar dengan Menlu Hungaria, Peter Szijjarto.
ADVERTISEMENT
"Saya menyampaikan bahwa bagi Indonesia, keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar harus menjadi prioritas utama dan upaya untuk mengamankan berlanjutnya transisi inklusif menuju demokrasi perlu terus dikedepankan," ucap Menlu Retno dalam keterangan pers virtual bersama Menlu Hungaria, Selasa (16/2).
Selain itu, Retno juga mengatakan bahwa mekanisme kawasan harus bisa bekerja lebih baik agar dapat membantu penyelesaian masalah ini secara konstruktif.
Retno juga telah menyampaikan kepada Menlu Szijjarto bahwa komunikasi intensif dengan para Menlu beberapa negara mengenai persoalan di Myanmar terus dilakukan. Negara-negara tersebut di antaranya dari ASEAN, India, Jepang, Australia, dan Inggris, serta utusan Khusus Sekjen PBB.
"Pada hari ini, insyaallah, saya akan melakukan komunikasi dengan Menteri Luar Negeri AS dan besok saya juga akan melakukan komunikasi dengan Menlu RRT," kata Menlu Retno.
ADVERTISEMENT

Kunjungan ke Negara ASEAN

Sore ini, Menlu Retno juga akan melakukan kunjungan ke beberapa negara ASEAN, termasuk Brunei Darussalam sebagai ketua dari ASEAN. Menlu Retno menegaskan bahwa Indonesia secara konsisten bersedia untuk berkontribusi secara konstruktif.
Kunjungan Menlu Hungaria Peter Szijjatro di Jakarta bersama Menlu RI Retno Marsudi pada Selasa (16/2) Foto: Dok. Kemlu
"Dari sejak awal, Indonesia secara konsisten terus menyampaikan kesediaan untuk berkontribusi. Sekali lagi, Indonesia akan terus berupaya berkontribusi secara konstruktif," tutup Retno.
Myanmar mengalami krisis politik setelah kudeta yang dilakukan oleh pihak militer pada 1 Februari lalu. Dalam kudeta ini, beberapa petinggi negara itu, seperti Presiden Win Myint, Penasihat Myanmar Aung San Suu Kyi, dan beberapa petinggi lainnya ditangkap militer.