Reza Indragiri: Pengemudi Todong Senjata Tak Layak Disebut Koboi, tapi Teroris

2 April 2021 23:22 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri ikut memberikan sorotan terhadap aksi pengemudi Toyota Fortuner bernomor polisi B 1673 SJV yang mengacungkan pistol saat terlibat cekcok dengan sejumlah pengguna jalan di Duren Sawit, Jakarta Timur pada Jumat (2/4) dini hari.
ADVERTISEMENT
Bedasarkan keterangan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, pengemudi mobil itu berinisial MFA. Ia merupakan seorang wiraswasta.
Reza mengaku tidak habis pikir dengan kelakuan MFA. Menurutnya, tidak ada yang bisa dibanggakan dari peristiwa itu.
"Pengemudi yang tenteng-tenteng senjata di tempat umum pasti disebut koboi jalanan, padahal apa hebatnya? Kampungan iya, bahaya iya, egois iya dan semua sebutan jelek sebetulnya bisa dikenakan pada orang-orang yang norak itu," kata Reza dalam keterangannya.
MFA pengemudi Fortuner yang ancungkan pistol di Duren Sawit. Foto: Dok. Istimewa
Reza menilai istilah koboi jalanan tidak pantas disematkan kepada pengemudi itu. Sebab ia menilai masih banyak koboi yang baik seperti John Wayne hingga Ranger.
"Jadi sebutan koboi semakin tidak layak untuk dikenakan kepada orang-orang yang berperilaku seperti bandit itu," ucap Reza.
ADVERTISEMENT
Pria yang biasa membantu kepolisian melakukan identifikasi itu memberikan lima pemicu mengapa masih banyak orang seenaknya menodong senjata di tempat umum.
"Pertama, boleh jadi siempunya punya perasaan rendah diri, minder cemas, kesulitan bersosialisasi atau problem-problem psikis lain," ucap Reza.
"Kedua, barang kali pemilik senjata haus dahaga perasaan perkasa ia ingin tampak powerful, kemungkinan lain cenderung impulsif dan punya pengendalian amarah buruk," tambah dia.
Sedangkan keempat, Reza menilai bisa jadi pemegang senjata sedang di bawah pengaruh narkoba atau miras. Terkahir kelima, ia menduga bisa jadi orang itu mempunyai ideologi sayap kanan.
"Kelima, siempunya main todong dengan cara kampungan karena punya ideologi sayap kanan," tutur dia.
Reza menilai, jika benar pengemudi Fortuner itu mempunyai ideologi sayap kanan, maka sudah selayaknya ia disebut sebagai teroris.
ADVERTISEMENT
"Kalau sudah sampai ideologi, ini bisa jadi teroris, jadi ayo kita cek per kasus individu faktor mana yang relevan kalau dikaitkan," tutur dia.
Sebelumnya, MFA mengacungkan senjatanya usai menabrak seorang pengendara motor di Jalan Kolonel Sugiono, Duren Sawit, Jakarta Timur, dini hari tadi. Usai menabrak dia dihampiri oleh sejumlah warga dan ojol agar berhenti dan tanggung jawab.
"Yang terjadi setelah itu yang bersangkutan dari dalam mobil marah-marah dan keluarkan senjata api," kata Yusri.
Dalam video yang beredar, tampak MFA menolak turun dan mengatakan,"Gue jalan aja,ya!" seraya menggenggam pistol.
Setelah mengeluarkan senjata itu, dia berlalu pergi.
Polisi melakukan pengejaran dan berhasil menangkap MFA di sebuah parkiran mal daerah Jakarta Selatan