Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
RI Bisa Dapat 666 Juta Dosis Vaksin Corona, yang Sudah Ada Kontrak 270 Juta
12 Januari 2021 12:17 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Indonesia sudah rebutan [vaksin corona ] dengan negara-negara besar di dunia, umumnya negara maju, ada yang sampai 4-5 kali populasi," ujar Budi, Selasa (12/1).
Budi menegaskan, Indonesia memiliki kontrak 270 juta dosis vaksin dari kebutuhan 426 juta dosis. Indonesia sudah fiksasi kontrak dengan vaksin asal perusahaan Sinovac, CoronaVac.
Lalu, bagaimana kontrak dengan vaksin lain?
"Kita sedang finalisasi dengan [vaksin] Pfizer [asal AS] untuk melengkapi kontrak 329 juta dosis," tutur Budi.
Meski demikian, Budi menyebut, finalisasi dengan Pfizer asal AS terbagi dalam dua poin, yakni kontrak dan opsi. Poin opsi dilakukan lantaran Indonesia turut menerima vaksin gratis dari kerja sama pengembangan vaksin antara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Aliansi Vaksin Dunia (GAVI), COVAX.
ADVERTISEMENT
"Kenapa kita berikan opsi? Karena pertama, angka [dosis] dari COVAX-GAVI belum pasti dan masih bisa bergeser, padahal ini vaksin gratis. Sehingga, [jika] bisa confirm dari COVAX-GAVI, maka akan kurangi kontrak berbayar. Tapi kalau enggak dapat, kita ambil berbayar," tutur Budi.
Sejauh ini, COVAX-GAVI berkomitmen memberikan 50 juta dosis vaksin dan kemungkinan jumlahnya akan dinaikkan dua kali lipat. Budi memastikan total kontrak dan opsi vaksin yang didapat pemerintah melebihi kebutuhan vaksin Indonesia.
"COVAX-GAVI 50 juta [dosis] dan kemungkinan mereka bisa naikkan jadi 108 juta [dosis]. Sehingga total kontrak dan opsi sekitar 666 juta, sedikit lebih dari yang dibutuhkan masyarakat Indonesia," ungkapnya.
Adapun kebutuhan 426 juta dosis berasal dari jumlah penduduk Indonesia dengan estimasi 260 juta orang. Penduduk berusia di atas 18 tahun sebanyak 188 juta orang.
ADVERTISEMENT
Angka itu didapat setelah pemerintah mengeluarkan daftar orang yang masuk eksklusi, seperti ibu hamil, penderita penyakit penyerat berat (comorbid) serta orang-orang yang pernah terpapar COVID-19, total 7,2 juta orang.
"Masing-masing [188 juta orang] membutuhkan dua dosis buffer 15 persen, dan kita pakai asumsi efficacy rate 60 persen untuk keluar angka 426 [juta] dosis yang harus didatangkan untuk vaksinasi 188 juta orang," tutur Budi.
Tahapan pertama akan diberikan ke 1,48 juta tenaga kesehatan. Tahap dua, diberikan ke 17,4 juta petugas publik, atau masyarakat yang memiliki profesi sering berinteraksi dengan banyak orang.
Uji klinis interim vaksin corona Sinovac baru saja selesai dilakukan di Indonesia. BPOM menyebut, efficacy atau kemanjuran Sinovac sebesar 65,3%. Vaksinasi perdana dimulai pada 13 Januari, disuntikkan ke Presiden Jokowi, pejabat publik, dan tenaga kesehatan.
ADVERTISEMENT