RI Desak Israel dan Hizbullah Hormati Keselamatan Anggota UNIFIL di Lebanon

25 September 2024 11:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota UNIFIL sedang berpatroli di perbatasan Lebanon-Israel. Foto: Dok. UNIFIL
zoom-in-whitePerbesar
Anggota UNIFIL sedang berpatroli di perbatasan Lebanon-Israel. Foto: Dok. UNIFIL
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Indonesia meminta keberadaan pasukan penjaga perdamaian United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) di Lebanon dihormati. Pernyataan ini menyusul serangan Israel ke target Hizbullah di Lebanon.
ADVERTISEMENT
Hizbullah adalah kelompok politik berpengaruh di Lebanon yang didukung Iran. Hizbullahberdiri pada 1982 menyusul invansi Israel terhadap Lebanon. Pada perang Gaza yang pecah 7 Oktober 2023, Hizbullah menyatakan dukungan pada Hamas.
Sementara itu, serangan selama dua hari pada pekan ini di Lebanon menewaskan lebih dari 500 orang dan melukai ribuan lainnya. Atas semakin memburuknya kondisi tersebut, Indonesia menyoroti keselamatan kontingen pasukan penjaga perdamaian di Lebanon.
"Indonesia juga mendesak penghormatan terhadap keselamatan para peacekeeper UNIFIL di Lebanon. Saat ini Indonesia memiliki 1.232 personel di UNIFIL," kata juru bicara Kemlu Roy Soemirat dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (25/9).
Anggota TNI yang tergabung dalam UNIFIL sedang berpatroli di perbatasan Libanon-Israel. Foto: Dok. UNIFIL
Kondisi seluruh WNI di Lebanon, kata Roy, dipantau oleh perwakilan RI setempat. Langkah penyelamatan bahkan sudah disusun.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah RI melalui KBRI Beirut juga terus memantau kondisi WNI di Lebanon dan telah menyiapkan langkah contingency dalam mengantisipasi kondisi gawat darurat," kata Roy.
Terpisah, Direktur Perlindungan WNI Kemlu Judha Nugraha meminta warga Indonesia di Lebanon meningkatkan kewaspadaan. Ia juga mengimbau WNI yang ingin ke Lebanon dan beberapa negara Timur Tengah lain menunda perjalan.
"Kemlu dan KBRI kembali menyampaikan imbauan agar para WNI meningkatkan kewaspadaan, menjauhi lokasi lokasi rawan, dan membatasi bepergian nonesensial," ucap Judha.
"Bagi WNI yang memiliki rencana bepergian ke Lebanon, Iran, Israel dan Palestina agar menunda perjalanan hingga situasi aman," sambung dia.
Judha menjelaskan, jumlah WNI di Lebanon saat ini berjumlah 159 orang.
"Sejak penetapan Siaga 1 di Lebanon, Kemlu dan KBRI Beirut telah memfasilitasi evakuasi WNI dari Lebanon sebanyak 25 orang," tutur Judha.
ADVERTISEMENT