RI Jalin Kontak dengan Taliban: Bahas soal Teroris hingga Aksi ‘Penyusupan’ BIN

3 September 2021 8:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pejuang Taliban di atas kendaraan Humvee merayakan penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan di Kandahar, Afghanistan. Foto: JAVED TANVEER / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pejuang Taliban di atas kendaraan Humvee merayakan penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan di Kandahar, Afghanistan. Foto: JAVED TANVEER / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menlu Retno Marsudi pada 26 Agustus mengunjungi ibu kota Qatar, Doha. Dalam kunjungan tersebut, Retno menyempatkan bertemu perwakilan Taliban.
ADVERTISEMENT
Retno mengatakan ada beberapa hal yang disampaikannya pada perwakilan Taliban. Salah satunya agar Afghanistan tidak lagi dipakai sebagai tempat pelatihan teroris.
"Pentingnya jaminan Afghanistan tidak akan digunakan sebagai breeding and training ground bagi aktivitas kelompok teroris yang dapat ancaman keamanan dan stabilitas kawasan dan dunia,"ucap Retno.
Selama Taliban berkuasa di Afghanistan pada 1996 sampai 2001, mereka diduga menyembunyikan pemimpin organisasi teroris Al-Qaeda, Osama bin Laden. Pria asal Arab Saudi itu menurut Amerika Serikat adalah dalang serangan 9/11.
Dugaan itu yang membuat Amerika Serikat bersama Barat menginvasi Afghanistan pada 2001 dan meruntuhkan kekuasaan Taliban.
Di samping tak ingin Afghanistan jadi lokasi pelatihan teroris, harapan lain dari Retno adalah terkait pembentukan pemerintahan baru di negara tersebut. Retno mengatakan, pemerintahan baru nantinya harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
ADVERTISEMENT
Eks Dubes RI untuk Belanda tersebut menambahkan, Taliban wajib melindungi hak perempuan. Langkah itu tak dilakukan Taliban saat berkuasa dua dekade lalu.
Menlu Retno Marsudi bertemu Menlu Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani di Doha pada 26 Agustus 2021. Foto: Twitter @Menlu_RI

Janji Taliban ke Menlu Retno: Bentuk Pemerintahan yang Inklusif

Retno Marsudi membeberkan pertemuannya dengan perwakilan Taliban dalam kunjungannya ke Doha, Qatar.
Retno atas nama pemerintah Indonesia untuk masa depan Afghanistan, meminta Taliban segera membentuk pemerintahan yang inklusif alias melibatkan pihak-pihak lain.
"Tantangan utama Taliban saat ini adalah bagaimana membentuk pemerintahan inklusif secepat mungkin. Dari pembicaraan dengan Taliban yang saya lakukan di Doha 26 Agustus lalu, Taliban sampaikan komitmen untuk berusaha keras membentuk pemerintahan yang inklusif," jelas Retno.
Foto seorang tentara Taliban yang syahid dipajang di papan reklame di Kabul, Afghanistan, Rabu (1/9). Foto: WANA via REUTERS
Pembentukan pemerintahan yang inklusif di Taliban ini diharapkan dapat mengurangi risiko terjadi ketidakstabilan kondisi dalam negeri. Pemerintahan inklusif juga dipercaya dapat memudahkan Taliban berhubungan dengan dunia luar.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan itu, perwakilan Taliban tersebut menjelaskan kepada Retno mereka telah melakukan penunjukan pejabat sementara untuk menjalankan pemerintahannya.
"Mengingat kebutuhan mendesak, maka dilakukan penunjukan pejabat sementara yaitu posisi untuk Menteri Pertahanan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, [Menteri] Pendidikan Tinggi, [Kepala] Pendidikan Intelijen, Gubernur Bank Sentral, Gubernur Kabul dan Wali Kota Kabul. Mereka katakan bahwa penunjukan ini sifatnya sementara," beber Retno.
Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN), Dr. Wawan Hari Purwanto, SH, MH. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan

BIN Bicara Penyusupan ke Taliban

Pemerintah Indonesia tetap menjalin komunikasi dengan Taliban sebagai wujud partisipasi menciptakan perdamaian di Afghanistan. Terbaru, muncul kabar BIN menyusup ke berbagai kelompok perlawanan, termasuk Taliban.
Ihwal penyusupan ini disampaikan Deputi VII BIN, Wawan Hari Purwanto, dalam diskusi yang diadakan Partai Gelora. Pernyataan Wawan mendapat sorotan di media sosial Twitter.
ADVERTISEMENT
Wawan kemudian meluruskan pernyataannya itu. Dia mengatakan, yang dilakukan BIN hanya membangun komunikasi.
“BIN menjalin komunikasi dengan Taliban,” kata Wawan.
Wawan menuturkan, komunikasi tersebut bertujuan untuk mencegah perang melebar ke Indonesia. Terkait materi komunikasi tersebut, Wawan tidak mengungkapnya.
“Mencegah perang melebar ke Indonesia. Intinya komunikasi,” ujar Wawan.
Komunikasi dengan Taliban sejauh ini dilakukan oleh Kemlu RI. Terbaru, Menlu Retno bersua dengan pejabat Taliban di Doha, Qatar, pada 26 Agustus 2021. Selain itu, Indonesia selama ini juga terlibat dalam upaya perdamaian di Afghanistan.