RI Kutuk Keras Serangan Israel ke Lebanon: Agresi Tak Boleh Jadi New Normal

25 September 2024 9:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto yang diambil dari Israel utara di sepanjang perbatasan dengan Lebanon selatan ini menunjukkan asap yang mengepul setelah pengeboman Israel, pada 23 September 2024. Foto: JALAA MAREY/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Foto yang diambil dari Israel utara di sepanjang perbatasan dengan Lebanon selatan ini menunjukkan asap yang mengepul setelah pengeboman Israel, pada 23 September 2024. Foto: JALAA MAREY/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Serangan Israel terhadap target Hizbullah di Lebanon menuai kecaman dari Indonesia. Sebanyak lebih dari 500 nyawa melayang akibat aksi Israel ke negara tetangganya itu.
ADVERTISEMENT
Komentar keras Indonesia disampaikan juru bicara Kemlu RI, Roy Soemirat, pada Rabu (25/9). Jatuhnya korban anak turut menjadi sorotan tajam Kemlu RI.
"Indonesia mengutuk keras serangan Israel ke Lebanon yang akibatkan korban ratusan nyawa warga sipil, termasuk 50 orang anak-anak," kata Roy dalam keterangannya.
Juru bicara Kemlu Roy Soemirat. Foto: Andreas Gerry Tuwo/kumparan
"Serangan ini semakin mengeskalasi situasi Timur Tengah yang masih menghadapi krisis kemanusiaan dari agresi Israel di Gaza. Kekerasan dan agresi ini tidak boleh menjadi a new normal," sambung dia.
Pada kesempatan terpisah perwakilan Indonesia di Lebanon, KBRI Beirut, memastikan telah menyiapkan langkah perlindungan bagi ratusan WNI di negara tersebut.
"Shelter KBRI siap untuk warga yang membutuhkan. Kami juga terus dorong agar warga bersedia evakuasi," ucap Kepala Penasihat Urusan Ekonomi KBRI Beirut Lebanon, Yosi Aprizal, kepada kumparan, Selasa (24/9).
ADVERTISEMENT
"Untuk kondisi darurat, kami sudah siapkan rencana contingency termasuk opsi-opsi moda dan rute evakuasi," kata Yosi.
Dari data KBRI Beirut terdapat 152 WNI yang menetap di Lebanon. Sejak penetapan siaga 1, KBRI telah memfasilitasi kepulangan 25 WNI dalam tiga tahap gelombang.
Direktur Perlindungan WNI Judha Nugraha. Foto: Syawal Febrian Darisman/kumparan
Adapun, Direktur Perlindungan WNI Kemlu Judha Nugraha meminta WNI yang masih berada di Lebanon untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Kemlu dan KBRI kembali menyampaikan imbauan agar para WNI meningkatkan kewaspadaan, menjauhi lokasi lokasi rawan, dan membatasi bepergian non esensial," ucap Judha pada keterangan terpisah.