Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
RI Masih Minim Manfaatkan Jalur Sutra China, Kalah dari Malaysia
5 Mei 2017 19:45 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Indonesia masih cukup minim memanfaatkan Jalur Sutra China (One Belt One Road/OBOR). Padahal posisi Indonesia lebih strategis dan terhubung langsung dengan Jalur Sutra.
ADVERTISEMENT
Jalur ini terbentang melalui daerah-daerah di Benua Asia dan Laut Mediterania. China sengaja menghidupkan kembali Jalur Sutra ini untuk mengintegrasikan perdagangan semua bangsa dari Asia Tengah ke Eropa dan Afrika juga dari Asia Tenggara ke Semenanjung Arab.
"Pakistan itu sudah ambil 55 miliar dolar AS dari program One Belt One Road. Malaysia sudah ambil lebih dari 30 miliar dolar AS, artinya Indonesia baru 5 miliar dolar AS sampai 6 miliar dolar AS, kita ketinggalan sekali," ungkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong saat ditemui di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (5/5).
Thomas menyatakan, pemerintah konsen untuk meningkatkan peran Indonesia di Jalur Sutra. Untuk itu, Indonesia akan hadir pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) One Belt One Road 2017 yang akan digelar di Beijing, China. Acara ini akan dihadiri oleh 29 kepala negara, 7 negara ASEAN dan 12 negara Uni Eropa.
ADVERTISEMENT
"Kepala dari Bank Dunia, kepala dari IMF, Sekjen PBB juga akan hadir," imbuhnya.
Nantinya dalam pertemuan tersebut, sejumlah pemimpin negara akan bertemu dan membahas pembangunan infrastruktur di kawasan Jalur Sutra. Indonesia yang posisinya sangat strategis di Jalur Sutra diprediksi akan menjadi negara tujuan investasi yang menggiurkan.
"Kita tadi membicarakan bagaimana kita memanfatkan agar bermanfaat bagi Indonesia. Ini kan 12 kepala negara di Eropa, ini kan juga banyak investor dari segi infrastuktur yang hadir di situ dan memang tema utamanya itu infrastruktur," tuturnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menggelar rapat terbatas tertutup soal One Belt One Road. Hadir seluruh menteri Kabinet Kerja yang membawahi bidang ekonomi.
ADVERTISEMENT