RI Punya Potensi Uranium 70.000 Ton di Kalan Hingga Mamuju

27 November 2017 13:09 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Data Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menyebutkan bahwa Indonesia memiliki potensi cadangan uranium sebesar 70.000 ton. Potensi cadangan tersebut terdapat di Kalan, Bangka, dan Mamuju.
ADVERTISEMENT
Selain uranium, Indonesia juga memiliki potensi cadangan nuklir jenis lainnya, yaitu thorium. Potensi thorium mencapai 130.000 ton, hampir 2 kali lipat potensi uranium.
Namun, potensi ini masih perlu proses pembuktian lebih lanjut, belum berstatus sebagai cadangan terbukti.
"Kita punya potensi uranium di Kalan (Kalimantan Barat), Bangka, dan Mamuju (Sulawesi Barat), dan beberapa daerah lain. Totalnya untuk uranium 70.000 ton potensinya, sedangkan thorium di atas 130.000 ton. Tapi itu masih potensi, kalau potensi artinya masih perlu dikaji lebih dalam berapa terukurnya, perlu proses lebih lanjut," kata Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto, kepada kumparan (kumparan.com), Senin (27/11).
Ia menambahkan, potensi-potensi nuklir itu belum dapat langsung dimanfaatkan karena belum terbukti dan belum diatur tata cara penggunannya.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Indonesia harus mengimpor nuklir kalau ingin membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dalam waktu dekat.
"Kalau ditanya apakah PLTN pertama Indonesia harus menggunakan uranium dari dalam negeri, jawaban saya tidak, sebaiknya impor. Sebab, Undang Undang Nuklir belum berbicara terkait bagaimana kita mengeksploitasi atau memproses bahan nuklir di dalam negeri. Jadi masih ada tahapan," ucapnya.
Tapi menurutnya, impor nuklir tak akan merugikan Indonesia. Sebab, uranium bukan bahan bakar yang langsung habis sekali pakai seperti minyak bumi, batu bara, atau gas. Setelah digunakan, uranium pun dapat menghasilkan nuklir jenis lain, yaitu plutonium.
"Uranium bukan bahan habis sekali pakai seperti minyak, gas, atau batu bara. Uranium itu masuk ke reaktor masih bisa dipakai lagi, bahkan menimbulkan bahan baru yang kelak bisa jadi sumber energi lagi, ada plutoniumnya," tutupnya.
ADVERTISEMENT