RI Tambah Donasi untuk Badan Pengungsi Palestina 4 Kali Lipat

27 September 2018 11:40 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri di Markas PBB di New York. (Foto: Ananda Teresia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri di Markas PBB di New York. (Foto: Ananda Teresia/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan bahwa United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) tengah mengalami defisit. Kondisi tersebut membuat mereka kesulitan mengurusi pengungsi Palestina yang tersebar di beberapa wilayah.
ADVERTISEMENT
Retno mengungkapkan selama ini pendanaan untuk operasional UNRWA berasal dari kontribusi sukarela negara-negara anggota PBB dan sumbangan dari PBB, salah satunya dari AS. Namun, pada Agustus lalu, pemerintahan Presiden Donald Trump mengambil langkah kontroversial dengan memotong bantuan dana sebesar Rp 2,9 triliun untuk Palestina.
Melihat kondisi tersebut, demi membantu mengatasi masalah defisit anggaran, Retno mengatakan Indonesia akan menambah kontribusi sukarela bagi UNRWA.
Menteri Luar Negeri di Markas PBB di New York. (Foto: Ananda Teresia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri di Markas PBB di New York. (Foto: Ananda Teresia/kumparan)
“Terkait dengan UNRWA ini, Indonesia punya komitmen untuk membantu. Nah, Indonesia juga commit untuk meningkatkan kontribusi sukarela,” kata Retno di markas PBB, New York, Kamis (27/9).
Retno masih enggan merinci jumlah bantuan yang diberikan Indonesia. Namun, ia memastikan jumlah kenaikan lebih dari dua kali lipat.
“Jangan tanya dulu jumlahnya berapa tapi yang jelas dari jumlah semula maka kita tidak hanya menggandakan tapi 4 kali lipatnya,” kata Retno.
ADVERTISEMENT
Tak hanya menambah kontribusi anggaran, Retno menjelaskan Indonesia akan menggalang dana dengan menggerakkan negara-negara lain agar mau menyumbang bagi UNRWA.
“Kita juga tidak hanya memberikan dukungan pendanaan tapi kita merupakan salah satu supporter untuk menggerakkan bantuan dunia untuk UNRWA,” jelas dia.
Sebelumnya Retno menjelaskan defisit UNRWA mencapai USD 440 juta. Namun sudah tertutup 60 persen sehingga masih menyisakan kekurangan anggaran sekitar 40 persen atau sekitar USD 180 juta.