Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
RI Urutan ke-3 Kasus TBC Terbanyak di Dunia, 11 Orang Meninggal Tiap Jam
27 Juni 2022 15:34 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Epidemiolog Pandu Riono mengungkapkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-3 dengan penyakit tuberkulosis (TBC) dunia. Tepatnya setelah India dan China.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id, Senin (27/6), jumlah kasus TBC di Indonesia mencapai 824 ribu, dengan kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam.
Melihat data tersebut, tentu diperlukannya perhatian khusus dalam penanganannya. Pandu juga menjelaskan selama masa pandemi COVID-19, program TB mengalami disruption atau hambatan, sebab semua pelayanan kesehatan difokuskan kepada penanganan pandemi sehingga program mundur 5 tahunan.
“Indonesia kan termasuk negara yang dengan jumlah kasusnya banyak. Jadi besar sekali, karena selama pandemi terjadi disruption di program TB sehingga program mundur 5 tahunan,” terang Pandu kepada kumparan.
Karena terhambat, masyarakat yang menderita ataupun mengalami TBC tidak terdeteksi sehingga akhirnya dapat menularkan kepada masyarakat sekitarnya dan tidak segera ditangani.
ADVERTISEMENT
“Jadi banyak orang yang harusnya bisa terdeteksi, karena semua perhatian ke COVID ya, yang menderita atau mengalami tuberkulosis tidak terdeteksi sehingga dia bisa menularkan kepada yang lainnya, kalau terdeteksi kan kayak COVID langsung diobati,” ungkap Pandu.
Pandu menjelasakan bahwa hambatan ini bukan hanya terjadi pada kasus TB, melainkan program-program vaksinasi lainnya juga ikut terhambat.
“Disruption jadi terhambat karena semua pelayanan kesehatan difokuskan menghadapi pandemi termasuk TB, bukan hanya TB sih banyak kasus seperti program vaksinasi dan sebagainya,” jelas Pandu.
Kunci dalam pengendalian penularan TBC adalah pencegahan dengan deteksi dini dan skrining terhadap orang yang mengalami atau menderita TBC sehingga dapat mencegah penyebaran kuman kepada orang lain.
“Jadi salah satunya cara adalah menemukan sedini mungkin orang yang sudah kena penyakit tuberkulosis aktif. Karena kalau dia batuk, batuknya itu akan menyebarkan kuman mikobakterium tuberkulosis sehingga terhirup oleh orang lain,” tutup Pandu
ADVERTISEMENT
Reporter: Devi Pattricia dan Rachel Koinonia