Ribuan Anak di Gaza Diyakini Terkubur di Bawah Reruntuhan Imbas Serangan Israel

25 Juni 2024 2:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
Warga Palestina mencari korban di lokasi serangan Israel terhadap rumah-rumah di kamp pengungsi Al Shati di Kota Gaza, Sabtu (22/6/2024). Foto: Ayman Al Hassi/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga Palestina mencari korban di lokasi serangan Israel terhadap rumah-rumah di kamp pengungsi Al Shati di Kota Gaza, Sabtu (22/6/2024). Foto: Ayman Al Hassi/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kelompok bantuan asal Inggris, Save the Children, menyebut hampir 21 ribu anak di Gaza hilang akibat serangan terus menerus yang dilakukan Israel.
ADVERTISEMENT
Sebuah laporan yang diterbitkan Senin (24/6) mengatakan anak-anak Palestina yang hilang itu diyakini terjebak di bawah reruntuhan, terkubur di kuburan tak bertanda, terluka parah akibat bahan peledak, ditahan oleh pasukan Israel, atau bahkan hilang dalam kekacauan konflik yang terjadi.
“Hampir mustahil untuk mengumpulkan dan memverifikasi informasi dalam kondisi saat ini di Gaza,” kata kelompok tersebut, dikutip dari Al-Jazeera.
"Tetapi setidaknya 17.000 anak diyakini tidak didampingi dan dipisahkan dan sekitar 4.000 anak kemungkinan hilang di bawah reruntuhan, dengan jumlah yang tidak diketahui. Juga di kuburan massal," sambungnya.
Israel telah membunuh lebih dari 14.000 anak di Gaza sejak 7 Oktober 2023, sementara yang lain menderita kekurangan gizi parah.
"Bahkan tidak punya tenaga untuk menangis," demikian kata United Nations Children’s Fund (UNICEF) dalam sebuah laporan awal tahun ini.
ADVERTISEMENT
“Sejak Oktober, Gaza menghadapi kekerasan tanpa henti yang telah menewaskan lebih dari 37.000 orang, termasuk ribuan anak-anak. Hal ini menyusul serangan di Israel oleh kelompok bersenjata Palestina yang menewaskan lebih dari seribu orang, termasuk sedikitnya 33 anak-anak,” demikian bunyi laporan Save the Children.
Dua orang anak membawa jeriken berisi air di antara puing-puing bangunan yang hancur di kamp pengungsi Jabalia, di Jalur Gaza utara, Senin (3/6/2024). Foto: Omar Al Qatta / AFP
Laporan ini juga mencatat bahwa sekitar 250 anak-anak Palestina juga hilang di Tepi Barat yang diduduki, pada tanggal 9 Juni.
Jeremy Stoner, direktur regional Save the Children untuk Timur Tengah, menyerukan penyelidikan independen terhadap situasi seputar hilangnya anak-anak di Gaza, dan meminta pertanggungjawaban.
“Keluarga tersiksa oleh ketidakpastian keberadaan orang yang mereka cintai. Tidak ada orang tua yang harus menggali reruntuhan atau kuburan massal untuk mencoba menemukan jenazah anak mereka. Tidak ada anak yang boleh sendirian, tanpa perlindungan di zona perang. Tidak ada anak yang boleh ditahan atau disandera,” tambahnya.
ADVERTISEMENT