Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Aksi protes ribuan orang di Hong Kong kembali berujung bentrok dengan aparat kepolisian. Massa kembali melempari aparat dengan batu dan bom molotov, merusak toko-toko dan bank milik China, sementara polisi menembaki gas air mata dan menangkapi demonstran.
ADVERTISEMENT
Aksi Minggu (20/10) adalah kerusuhan pertama setelah dua minggu Hong Kong tenang dari demo. Polisi menetapkan aksi kali ini ilegal karena sebelumnya telah dilarang. Selain itu, massa juga melanggar larangan memakai masker atau penutup wajah.
Ribuan orang tetap turun ke jalan kendati Carrie Lam menetapkan undang-undang darurat. Massa mengenakan pakaian hitam dan masker gas air mata. Beberapa di antara mereka membawa payung untuk menghindari dari lemparan batu atau kaleng gas.
Kantor polisi Tsim Sha Tsui dilempari molotov. Massa baru bubar setelah dihujani gas air mata. Polisi juga melepaskan tembakan cat biru agar massa perusuh bisa teridentifikasi.
Puluhan mobil polisi Hong Kong dikerahkan ke Nathan Road beserta truk meriam air. Polisi juga menggunakan truk untuk menghancurkan barikade demonstran. Stasiun kereta bawah tanah dan ratusan toko dirusak, barang-barangnya dilempar ke jalan.
ADVERTISEMENT
Tuntutan mereka masih sama, yaitu agar pemimpin Hong Kong Carrie Lam mundur karena dinilai terlalu pro-China daratan.
Lam telah memenuhi tuntutan utama demonstran yaitu membatalkan RUU ekstradisi narapidana ke China, namun masyarakat Hong Kong menganggap pemerintah mulai mengikis kebebasan mereka.
Demonstran membawa spanduk bertuliskan "Hong Kong Bebas". Mereka menuliskan kalimat perlawanan dominasi Partai Komunis di tembok-tembok kota, di antaranya berbunyi: "Kami memilih mati berdiri dibanding hidup berlutut".