Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ribuan Mahasiswa Asing Terancam Tidak Bisa Kembali Kuliah di AS
30 Januari 2017 9:32 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT
Ribuan mahasiswa asing dari tujuh negara yang warganya dilarang masuk Amerika Serikat terancam tidak bisa lagi melanjutkan sekolah di negara itu. Selain mahasiswa, banyak dosen dan akademisi asing yang juga khawatir dideportasi atau tidak bisa kembali mengajar di Amerika.
ADVERTISEMENT
Menurut data Kementerian Luar Negeri AS yang dikutip Reuters, ada lebih dari 17 ribu mahasiswa dari ketujuh negara--Yaman, Suriah, Iran, Irak, Libya, Somalia dan Sudan-- yang belajar di AS tahun lalu. Terbanyak berasal dari Iran, lebih dari 12 orang.
Liburan musim semi sebentar lagi akan datang, biasanya para mahasiswa itu akan pulang ke kampung halaman. Namun jika mereka pulang, ada risiko mereka tidak akan bisa kembali lagi ke AS karena terganjal aturan baru Donald Trump.
Saat ini pihak kampus mengeluarkan imbauan agar para mahasiswa asing tidak pulang kampung. Salah satunya adalah Johns Hopkins University di Baltimore dan Tufts University di Boston yang mengimbau para mahasiswa dari tujuh negara itu untuk tidak pergi keluar Amerika.
ADVERTISEMENT
Pihak kampus sendiri menuai pujian setelah bertekad akan membantu para mahasiswa asing di universitas mereka. Beberapa kampus bahkan menolak bekerja sama dengan polisi untuk memberikan data-data para mahasiswa mereka.
Contohnya adalah University of Michigan yang menolak bermitra dengan polisi untuk menegakkan undang-undang baru itu. Duke University juga demikian, mereka menyatakan tidak akan membagi data-data mahasiswa kepada penegak hukum, baik lokal, negara bagian, atau federal, tanpa perintah pengadilan.
Asosiasi Universitas Amerika, yang mewakili 62 negara, menyerukan Trump untuk menganulir perintah eksekutif yang dikeluarkannya pekan lalu soal imigran. Menurut mereka, kebijakan itu hanya akan membuat para cendekiawan yang penting bagi AS lari ke negara lain.
Para mahasiswa dan cendekiawan yang belajar dan mengajar di berbagai universitas AS terhambat di bandara setelah peraturan itu berlaku. Di antara mereka berasal dari kampus-kampus ternama, seperti Harvard University, Massachusetts Institute of Technology dan Clark Atlanta University.
ADVERTISEMENT
Rektor University of Massachusetts, Marty Meehan, mengatakan mahasiswa dan dosen mereka ditahan di bandara Boston karena peraturan itu, termasuk di antaranya adalah dua profesor asal Iran yang telah memiliki green card atau izin tinggal tetap di AS.
"Ini bukan negara yang kami janjikan kepada mereka untuk belajar, mengajar dan melakukan riset," kata Meehan, Minggu (29/1).