Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Ribuan Massa Tuntut Presiden Yoon Suk Yeol Mundur Banjiri Gedung Parlemen Korsel
7 Desember 2024 15:32 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menolak tekanan besar pemerintah dan publik untuk mundur, buntut dari tindakannya yang mengaktifkan darurat militer di negri gingseng tersebut pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Dia dijadwalkan akan dimakzulkan lewat pemungutan suara pada Sabtu (7/12) sore waktu setempat di Gedung Parlemen Korea Selatan.
Melansir Reuters, menyusul agenda pemakzulan tersebut, puluhan ribu massa kini memadati kawasan sekitar gedung Parlemen Korea Selatan, Seoul, Sabtu (7/12).
Mereka turun ke jalan untuk mengawal proses pemakzulan yang dijadwalkan berlangsung sore ini.
Berbagai poster dan spanduk protes dibentangkan oleh para demonstran. Berbagai bendera dan atribut dibawa massa untuk menekan presiden kontroversial Korea Selatan itu.
Ada pun, akibat ribuan massa yang turun ke jalan ini, sejumlah kendala dialami oleh moda transportasi umum di Seoul.
Warga Seoul dikabarkan mendapatkan peringatan keamanan melalui ponsel mereka menyusul terjadi kepadatan di sekitaran gedung parlemen.
"Terkait dengan aksi unjuk rasa di Yeouido, karena kepadatan massa, kereta tidak berhenti di Stasiun National Assembly dan Stasiun Yeouido untuk sementara waktu. Mohon diperhatikan bagi pengguna kereta [Seoul Metro Jalur 9]," bunyi peringatan tersebut yang dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Yoon minta maaf
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, menyampaikan pidatonya menanggapi kegaduhan yang ditimbulkannya atas status darurat militer.
Ia menyampaikan permohonan maafnya kepada masyarakat Korsel karena sudah membuat gaduh terkait penetapan darurat militer selama 6 jam tersebut.
Meski begitu, dirinya tidak menyatakan untuk mundur dari posisinya sebagai presiden Korsel.
Dilansir Reuters, menentang tekanan kuat untuk mengundurkan diri bahkan dari beberapa orang di partai berkuasa, dan hanya beberapa jam menjelang pemungutan suara pemakzulan yang direncanakan.
Yoon mengatakan dia tidak akan berusaha menghindari tanggung jawab hukum dan politik atas keputusannya untuk memberlakukan darurat militer untuk pertama kalinya di Korea Selatan sejak 1980.
Yoon menyebut, keputusan itu lahir dari keputusasaan dan menyerahkan sepenuhnya langkah ke depan kepada partainya.
ADVERTISEMENT
"Saya sangat menyesal dan ingin meminta maaf dengan tulus kepada orang-orang yang terkejut," kata Yoon lalu membungkuk untuk meminta maaf.
"Saya serahkan kepada partai saya untuk mengambil langkah-langkah guna menstabilkan situasi politik di masa mendatang, termasuk masalah masa jabatan saya," sambungnya.