Ribuan Warga Filipina Gelar Demo, Tuntut Wapres Dimakzulkan

31 Januari 2025 14:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pengunjuk rasa memegang poster saat unjuk rasa di monumen People Power di Manila pada tanggal 31 Januari 2025, untuk mendukung pengaduan pemakzulan terhadap Wakil Presiden Filipina Sara Duterte. Foto: Ted ALJIBE / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Para pengunjuk rasa memegang poster saat unjuk rasa di monumen People Power di Manila pada tanggal 31 Januari 2025, untuk mendukung pengaduan pemakzulan terhadap Wakil Presiden Filipina Sara Duterte. Foto: Ted ALJIBE / AFP
ADVERTISEMENT
Ribuan orang menggelar protes di ibu kota Filipina, Manila, pada Jumat (31/1). Mereka menuntut DPR memakzulkan Wapres Sara Duterte.
ADVERTISEMENT
Saat ini Sara menghadapi tiga tuntutan pemakzulan atas dugaan penyelewengan dan pelanggaran anggaran pemerintah. Tapi, permohonan itu belum ditanggapi lantaran Kongres menghadapi masa reses jelang pemilu sela.
Semua tuduhan tersebut dibantah Sara. Wanita itu adalah putri dari eks Presiden Rodrigo Duterte yang punya rekam jejak kontroversial.
Para pengunjuk rasa memegang poster saat unjuk rasa di monumen People Power di Manila pada tanggal 31 Januari 2025, untuk mendukung pengaduan pemakzulan terhadap Wakil Presiden Filipina Sara Duterte. Foto: Ted ALJIBE / AFP
Adapun Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr telah meminta Kongres tidak menanggapi tuntutan pemakzulan terhadap Sara. Marcos Jr menganggap respons hanya akan mengalihkan tanggung jawab utama parlemen.
Adapun demonstran di Manila sebagian besar memakai baju putih. Mereka membawa spanduk meminta Sara dipecat. Yel-yel meneriakkan dakwa-dakwa Sara diteriakkan sepanjang aksi.
Keterangan kepolisian pengunjuk rasa mencapai lebih dari 400 orang. Demi menjaga keamanan polisi mengerahkan 7400 anggota.
ADVERTISEMENT
Salah seorang anggota DPR yang ikut unjuk rasa, Percival Cendana, menyatakan tuntutan pemakzulan harus direspons dengan cepat oleh legislator.
“Setiap hari tidak ada tindakan memaafkan impunitas, penyalahgunaan kekuasaan, dan pelecehan yang dilakukan Duterte terhadap para pemimpin negara kita", kata Cendena seperti dikutip dari AFP.
"Rakyat Filipina ada di sini, siap untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Jangan mengecewakan mereka,” sambung Cendena.

Sara vs Marcos Jr

Presiden Filipina Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr (kanan) berbincang dengan Wakil Presiden Sara Duterte saat menghadiri acara terkait pendidikan di Manila, Filipina, pada 25 Januari 2024. Foto: Kyodo/via REUTERS
Sara Zimmerman Duterte-Carpio (46 tahun), atau yang lebih akrab dikenal sebagai Inday Sara, adalah sosok yang mencuri perhatian di kancah politik Filipina. Bahkan sebelum dilantik jadi Wapres.
Yang paling mencuri perhatian pada 2024 adalah ketegangannya dengan Presiden Ferdinand Marcos.
Sara mengatakan jika dirinya terbunuh, ia telah menginstruksikan orang kepercayaannya untuk membunuh Presiden Marcos Jr, istri sang presiden, dan Ketua DPR Filipina, Martin Romualdez.
ADVERTISEMENT
“Saya bilang, jika saya mati, bunuh BBM (Presiden Marcos), (ibu negara) Liza Araneta, dan Martin Romualdez. Tidak bercanda,” ujar Sara, seperti dikutip Reuters. Pernyataan ini memicu respons keras dari Istana Kepresidenan.
Sebelumnya, ketegangan telah memanas ketika ayahnya, Rodrigo Duterte, menuduh Marcos menggunakan narkoba dan menyerukan pemisahan Mindanao, basis kekuatan politik keluarga Duterte.