Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Ribut di TPS Gambir Karena Baju Kotak-kotak
15 Februari 2017 20:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Saat proses pencoblosan pilgub DKI Jakarta digelar Rabu (15/2) siang tadi, terjadi keributan di TPS 18 Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat. Peristiwa itu diduga bermula saat seorang pria yang mengaku sebagai anggota tim pemantau dari pasangan calon nomor urut 2 menegur saksi di TPS tersebut.
ADVERTISEMENT
Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Pol Rikwanto mengatakan teguran tersebut disebabkan karena saksi tidak menggunakan baju motif kotak-kotak.
"Saksi di TPS menjawab bahwa di TPS itu dilarang oleh Panwas menggunakan baju kotak-kotak. Lalu pria dari tim pemantau itu marah dan terjadi keributan," ujar Rikwanto dalam siaran pers, Rabu (15/2).
Pria yang mengaku anggota tim pemantau dari pasangan nomor 2 itu, bernama Andapotan Sinaga (53) dan bertempat tinggal di Cempaka Putih Barat, Jakarta Pusat. Ia juga mengaku dirinya adalah seorang anggota DPRD DKI. Panitia pengawas yang berada di TPS tersebut mengusir Sinaga atas perbuatannya itu.
Sinaga yang semakin marah karena diusir warga, langsung diamankan polisi setempat. "Sementara yang bersangkutan diamankan dan dibawa ke Polsek Metro Gambir," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Video yang merekam peristiwa tersebut menyebar dengan keterangan lokasi kejadian di Jakarta Timur. Padahal peristiwa itu terjadi di Jakarta Pusat.
Tak lama setelah itu sekitar pukul 11.50 WIB, datang 5 orang menggunakan baju kotak-kotak memukul Roby, Ketua RW 07 Kelurahan Petojo Utara.
"Seorang pria salah satu di antaranya memukul Roby. Sebelumnya dia menanyakan siapa yang memukul abang saya dan setelah dijawab siapa yang memukul, orang tersebut langsung memukul Pak RW," kata Rikwanto.
Roby mengalami luka di bagian pipi sebelah kiri. Warga yang marah melihat ketua RW-nya terluka, berkumpul di sekitar TPS dan melayangkan pukulan balasan ke orang tersebut. Pria yang babak belur dipukuli warga itu bernama Maruhut Sinaga (47), seorang wiraswasta yang bertempat tinggal di Pulo Gadung Jakarta Timur. Maruhut saat ini telah dibawa ke Rumah Sakit Cikini, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Hasto Kristiyanto, buka suara soal kelakukan dua orang yang mengaku tim pemantau pasangan calon nomor urut 2 itu. Hasto mengimbau warga untuk tidak langsung mencurigai perbuatan tersebut mengandung muatan politis.
"Tidak boleh asal menuduh itu sebagai bentuk kecurangan. Harus kita lihat dan cermati dulu kasus itu, sebelum menentukan sikap dan langkah apa yang kita akan ambil," ujar Hasto.