Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ribut Pembongkaran Jalur Sepeda di Tengah Ledakan Kasus COVID-19
19 Juni 2021 6:15 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Polemik jalur sepeda di Jakarta masih berlangsung, di tengah kasus COVID-19 sedang naik-naiknya. Polemik dipicu dari Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPR RI meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit meminta jalur sepeda di Jakarta dibongkar.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Sigit mengamini pernyataan Sahroni. Namun belakangan Sahroni menjelaskan terkait maksud dari pernyataannya kepada Sigit terkait membongkar jalur sepeda.
Politikus NasDem ini menjelaskan yang dibongkar bukan jalur sepedanya, tetapi planter box yang menjadi pembatas jalur sepeda tersebut. Planter box itu terbuat dari beton. Pemprov DKI membuat itu untuk memberikan proteksi bagi pesepeda.
"Betonnya yang dibongkar, bukan jalur marka hijaunya. Karena marka jalur hijau itu sudah benar karena sesuai aturan UU," kata Sahroni lewat Instagramnya seperti dilihat pada Jumat (18/6).
Dengan begitu, Sahroni berharap maka tidak ada lagi selisih paham antara pengguna jalan yang lain dengan para pesepeda.
"Jangan lagi ada diskriminatif, jangan lagi ada perkataan yang tidak pantas kepada semua pihak. Mari olahraga untuk kesehatan, mari humanis kepada semua pengguna jalan," urai kata dia.
ADVERTISEMENT
Namun, pernyataan Sahroni itu kadung ditanggapi sejumlah pihak dan berujung polemik.
Bike to Work Tolak Jalur Sepeda Dibongkar
Komunitas sepeda Bike to Work mengkritik wacana dibongkarnya jalur sepeda permanen yang muncul saat rapat kerja Polri dengan Komisi III DPR RI, Rabu (16/6).
Ketua Tim Advokasi Bike To Work Fahmi Saimima mengatakan, wacana pembongkaran tersebut bentuk kemunduran terbesar dalam bidang transportasi. Meski begitu, pihaknya menyerahkan sepenuhnya ke pemerintah.
“Tapi kami sangat tidak setuju. Kalau dibongkar pun atas nama pembuat kebijakan, kami terima. Namun ini sebuah kemunduran terbesar dalam sejarah transportasi di Indonesia maupun dunia,” kata Fahmi saat dihubungi, Jumat (10/6).
Menurut Fahmi, jalur sepeda merupakan salah satu simbol kemajuan dan keberadaban kota. Terlebih konsep green city tengah dikembangkan di seluruh dunia termasuk di Jakarta . Karena itu, dia meminta komitmen dari para pemangku kebijakan soal keberadaan jalur sepeda.
Bongkar Jalur Sepeda Sama dengan Kemunduran
ADVERTISEMENT
Senada dengan Bike to Work, intelektual muda Ulil Abshar-Abdalla tutur menyampaikan pendapatnya. Dia menilai jika jalur sepeda dibongkar, maka menjadi suatu kemunduran. Itu juga menunjukkan pemerintah tak pro dengan kebijakan hijau.
"Usulan pembongkaran jalur sepeda itu, kalau jadi dilaksanakan, jelas 'set back', kemunduran dan akan mengirim pesan yang keliru kepada publik bahwa 'bike to work' itu ndak didukung oleh pemerintah; bahwa pemerintah tidak pro-'green policy'. Ramifikasinya bisa panjang," ujar Ulil dikutip dari akun Twitternya.
Menurutnya, pembangunan jalur sepeda di Jakarta menjadi simbol pemerintah yang pro dengan green policy. Selain itu, simbolik jalur sepeda di Jakarta bisa menjadi percontohan di provinsi atau kota lain untuk menjadi kota yang lebih sehat dan ideal.
ADVERTISEMENT
Dia juga menyampaikan ketidaksetujuannya pada pihak yang setuju jalur sepeda dibongkar hanya karena kebijakan yang lahir dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Menurutnya, kebijakan politik yang memajukan harus didukung.
Anies Pilih Fokus Tangani COVID-19
Terkait polemik jalur sepeda ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan enggan mengomentari lebih jauh. Dia menyebut saat ini Pemprov DKI fokus pada penanganan corona.
"Kita semua sedang fokus masalah penanganan COVID-19, begitu banyak saudara-saudara kita yang terpapar, kita semua fokus pada keselamatan," jawab Anies saat ditanya terkait pembongkaran jalur sepeda, Balai Kota, Jakarta, Jumat (18/6).
Saat ini, kasus corona di Jakarta memang tengah mengalami lonjakan yang signifikan. Bagaimana tidak, kasus harian tembus ke angka 4 ribu. Sedangkan kasus aktif mencapai 22 ribu kasus.
ADVERTISEMENT
Namun di tengah lonjakan kasus, polemik pembongkaran jalur sepeda terus bergulir. Pro dan kontra atas pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Ahmad Sahroni terus mengalir dari berbagai pihak.