Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ribut-ribut Romli Atmasasmita dan ICW, Ada Apa?
2 Juli 2017 14:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Ingar bingar tentang Indonesia Corruption Watch, lembaga pegiat antikorupsi yang bermarkas di Kalibata, Jakarta Selatan, belakangan meramaikan media sosial.
ADVERTISEMENT
Semuanya bermula dari buku yang diterbitkan Romli Atmasasmita, pakar hukum pidana. Judul buku itu Sisi Lain Akuntabilitas KPK dan Lembaga Pegiat Antikorupsi: Fakta dan Analisis.
Yang membuat ramai adalah Romli menyinggung tentang dana hibah yang diterima ICW. Romli pertama kali mencuit pada 23 Juni 2017.
"baca bk ttg KPK dn ICW penerbit Gramedia;banyak temuan BPK yg tdk pernah anda tahu selama ini!dn analisis saya," demikian twit dari akun Romli, @rajasundawiwaha.
Lama tak mencuit tentang ICW, Romli kemudian mengeluarkan twit soal ICW lagi pada 29 Juni 2017. "yg saya tahu donor icw ada 54 org internasional baca buku ttg KPK dn ICW penerbit Gramedia," katanya.
Romli lalu memfoto sampul bukunya yang berjudul Sisi Lain Akuntabilitas KPK dan Lembaga Pegiat Antikorupsi: Fakta dan Analisis. Buku itu dibuat Lembaga Pengkajian Independen Kebijakan Publik. Romli merupakan direktur di organisasi itu.
ADVERTISEMENT
"bk Akuntabilitas ttg KPK dn ICW sumbernya::1. Lap Riksa BPK atas KPK dn 2. audit Keuangan ICW oleh kantor akuntan Yanuar dkk dipublikasi," kata Romli.
Romli lalu menyebut ICW tidak membagikan dana yang diterimanya. "yg sy tdk habis pikir jika ICW punya solidaritas sehrsnya LSM sumber dana tsb di share dgn kawan2 LSM lain agar gerakannya masif," ujar dia.
Selama periode 2005-2014, menurut Romli, menerima Rp 9,1 miliar dari pemerintah negara asing/lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Romli juga menyebut ICW menerima Rp 23 miliar.
"total dana ICW terbanyak dr 52 donor asing pasti tidak ada yg gratis minimal lap kinerja dn lap pertanggungjawaban keuangan," kata Romli.
ADVERTISEMENT
"hasil analisis ttg Kinerja KPK dn ICW itulah yg mendorong sy sedia sbg narsum Pansus Angket KPK dgn tujuan koreksi dn bukan bubarkan kpk!" ujar Romli.
Cuitan Romli muncul lagi: "yg mengusik sy sbg inisiator kpk dn uu tipikor thdp ICW mengapa ICW tdk lakukan gerakan masif hajar mafia migas tapi hanya pd birokrasi," katanya.
Menurut Romli, alasan ICW tak pernah menyinggung mafia migas adalah karena dana hibah. "jawaban atas kegalauan sy mungkin terjawab pd data tabel total penerimaan hibah ICW 2005-2014 no urut 28 dn 29:dana 2007-2012=IDR 6.6 M," ujarnya.
Kemudian Romli pun meminta Panitia Khusus Angket Komisi Pemberantasan Korupsi bentukan Dewan Perwakilan Rakyat, agar menuntut pertanggungjawaban KPK ihwal aliran dana ke ICW.
ADVERTISEMENT
Romli keliru
Adnan Topan Husodo, Koordinator ICW, mengatakan lembaganya memang selalu menerima dana hibah dari lembaga-lembaga yang memiliki perhatian khusus di dalam pemberantasan korupsi.
"Misalnya USAID (United States Agency for International Development), dan banyak lembaga lain yang bisa dilihat di laporan ICW yang dapat diakses bebas di website ICW," kata Adnan saat dihubungi, Ahad (2/7).
Adnan melanjutkan, "Pak Romli tahu, dia juga sudah lama bekerja sama dengan NGO (non-governmental organization), juga banyak ikut membantu program antikorupsi, dia tahu dana-dana hibah itu selalu ada," ujar dia.
"Yang curang dari laporannya Romli, nama-nama lembaganya enggak disebut, hanya dicantumkan 'dana asing'," kata Adnan.
Ihwal tudingan Romli yang menyebut ICW tak objektif karena tidak menyentuh mafia migas, justru menurut Adnan, keliru.
ADVERTISEMENT
"Dari dulu justru program kami di sumber daya alam, karena kami tahu di situ pusat kerugian negara. Tapi kan laporan dari kami juga enggak banyak yang di-follow up, kami bukan penegak hukum," kata Adnan.
Adnan menyesalkan Romli yang tidak membaca secara keseluruhan laporan ICW, dan membuat asumsi berdasarkan laporan keuangan semata.
"Tidak melihat laporan program, produk advokasi, sehingga menyimpulkan kami tidak pernah menyentuh sektor mafia migas. Padahal itu prioritas kami selama 5-6 tahun ini," ujar Adnan.
Misalnya Juni lalu, kata Adnan, perwakilan ICW dikirim ke kantor kumparan (kumparan.com) untuk mempresentasikan kajian korupsi terkait SDA.
"ICW mendorong soal cost recovery perusahaan migas atau tambang, yang banyak menyimpang menurut audit Badan Pemeriksa Keuangan," kata Adnan.
ADVERTISEMENT
Adnan melanjutkan, "Memang, suara kami akan sangat ditentukan ramai atau tidaknya, tergantung dari proses penegakan hukumnya," ujar dia.
Lagu lama
Ingar bingar antara Romli dan ICW bukan hanya terjadi kali ini. Pada Mei 2015, Romli pernah melaporkan Adnan Topan dan koleganya di ICW, Emerson Yuntho, ke Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian.
Itu terjadi karena Adnan dan Emerson menilai Romli tak pantas menjadi Anggota Panitia Seleksi Calon Pemimpin KPK. Adnan dan Emerson meminta Presiden Joko Widodo lebih selektif memilih anggota pansel.
Ada satu lagi yang dilaporkan oleh Romli, yaitu mantan Penasihat KPK Said Zainal Abidin, yang menyatakan keterangan Romli sebagai ahli di sidang praperadilan yang digelar Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, meringankan Komisaris Jenderal Budi Gunawan.
ADVERTISEMENT
Sehingga hakim Sarpin Rizaldi memutuskan penetapan tersangka Budi oleh KPK tidak sah. Budi yang kini menjabat Kepala Badan Intelijen Negara kemudian bebas.
ICW, waktu itu, kemudian meminta Dewan Pers menengahi perseteruan.