Ridwan Kamil: Fungsi Utama Museum Tsunami Aceh untuk Penyelamatan

26 Desember 2021 0:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat mengunjungi museum Tsunami Aceh yang didesainnya dulu, di Banda Aceh, Sabtu (25/12/2021). Foto: Rahmat Fajri/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat mengunjungi museum Tsunami Aceh yang didesainnya dulu, di Banda Aceh, Sabtu (25/12/2021). Foto: Rahmat Fajri/Antara
ADVERTISEMENT
Minggu (26/12/2021), tepat 17 tahun peringatan gempa bumi dan tsunami Aceh pada 2004 silam. Peringatan ini pun turut dirasakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
ADVERTISEMENT
Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Emil adalah salah satu pihak yang turut andil dalam pemulihan Aceh usai tsunami, dengan mendesain Museum Tsunami Aceh di Jalan Sultan Iskandar Muda, Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh.
Dalam peringatan 17 tahun tsunami Aceh, Emil mengunjungi Museum Tsunami Aceh didampingi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh Jamaluddin. Menurut Emil, museum ini tak hanya sekadar bangunan memorial saja, namun juga memiliki fungsi utama untuk misi penyelamatan jika sewaktu-waktu terjadi bencana.
"Jangan lupa fungsi utama bangunan gedung ini (Museum Tsunami Aceh) untuk penyelamatan, maka dari itu atapnya dari beton," kata Ridwan Kamil, dikutip dari Antara, Sabtu (25/12).
Pekerjaa merawat taman bunga di perkarangan Museum Tsunami, Banda Aceh, Aceh, Senin (16/3). Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Emil mengatakan, Museum Tsunami Aceh sengaja didesainnya dengan atap beton, kemudian banyak tangga sampai ke belakang gedung, sehingga jika terjadi bencana dapat menyelamatkan ribuan orang.
ADVERTISEMENT
"Itu lah konsep bangunan yang responsif terhadap bencana, dan ini mewakili semua," ujarnya.
Ia menyampaikan, museum tersebut juga dirancang memiliki ruang terbuka, sehingga pengunjung dapat memilih masuk ke dalam gedung atau berinteraksi di luar. Oleh karena itu, Museum Tsunami Aceh dilengkapi fasilitas seperti kafe, tempat berteduh, dan lain sebagainya.
Museum Tsunami Aceh. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
Museum Tsunami Aceh, lanjut dia, merupakan salah satu bangunan terpenting dalam sejarah tsunami Aceh, serta terhadap dirinya pribadi selaku arsitek yang merancang bangunan tersebut.
"Memori bangunan ini sangat kuat, tapi yang namanya bangunan setiap lima tahun sekali tentu harus dirawat, dicat ulang, serta terus diperbaiki," kata dia.
Menurut Emil, Museum Tsunami Aceh ini juga dapat menambahkan koleksi temporer, sehingga gedung tersebut juga menjadi ruang edukasi, selain sebagai tempat mengingat bencana.
ADVERTISEMENT
Dirinya juga mengapresiasi Pemprov Aceh melalui Disbudpar Aceh yang telah merawat bangunan bersejarah itu secara baik, sehingga memberi kenyamanan bagi pengunjung.
"Saya mengapresiasi setelah peralihan dari pemerintah pusat kepada Dinas Pariwisata Aceh perawatannya sangat baik, antusias pengunjungnya juga luar biasa," kata Emil.
Suasana Museum Tsunami Aceh. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan