Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ridwan Kamil Mau Anak Sekolah di Jakarta Jago Berpantun: Ada Ekskul Palang Pintu
26 Oktober 2024 14:54 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Cagub Jakarta nomor 1, Ridwan Kamil (RK), menyampaikan program yang akan dia wujudkan apabila terpilih menjadi gubernur dalam Pilgub Jakarta 2024. Salah satunya adalah membuat anak-anak sekolah jago berpantun.
ADVERTISEMENT
RK awalnya menjelaskan, demi melestarikan kebudayaan milik suku asli Jakarta, Betawi, dia akan membangun gerbang-gerbang kompleks yang bergaya arsitektur budaya Betawi.
"Supaya ada dong bedanya ini kota Betawi secara budaya dengan kota-kota lain dan seterusnya. Jakarta boleh kota global, tapi di level bawah, ekspresi siapa kita kebetawiannya tetap ada," ujar RK usai menerima dukungan dari Ormas Bang Japar di Setiabudi, Jaksel, Sabtu (26/10).
Politikus Golkar itu kemudian mengatakan akan menyisipkan kurikulum adat Betawi ke sekolah di Jakarta. Harapannya dapat membuat anak-anak sekolah Jakarta mahir berpantun. Termasuk akan dibuatkan juga ekstrakurikuler palang pintu.
"Kita akan memasukkan kurikulum pendidikan karakter berbasis budaya. Jadi nanti pantun-pantun seluruh anak sekolah Jakarta harus jagoan. Nanti ada kelompok ekstrakurikuler palang pintu supaya yang melestarikan oleh perintah gubernur kepada pendidikan," terangnya.
Buat lembaga adat Betawi
Tak hanya itu, eks Wali Kota Bandung ini juga menyebutkan, dalam rangka menjalankan Pasal 31 UU DKJ, akan dibentuk lembaga adat kebudayaan betawi. Lembaga itu akan dibentuk dalam 3 bulan pertama setelah menjabat, bila dirinya menang dalam Pilgub Jakarta 2024.
ADVERTISEMENT
"Itu perintah dari Undang-undang Daerah Khusus Jakarta. Jadi pasti sebenarnya siapapun wajib mendirikan lembaga adat kebudayaan Betawi," ujar RK.
Meski demikian, dia menyatakan tak akan meninggalkan keberagaman etnis yang ada di Jakarta lainnya. Sebab Jakarta tidak hanya dimiliki oleh satu suku saja.
"Itu komitmen kepada kebudayaan. Karena kebudayaan penting. Kebudayaan itu yang membedakan siapa kita, betul. Tapi tetap adil, karena Jakarta adalah Indonesia. Indonesia adalah Pancasila Dan Pancasila adalah Bhineka Tunggal Ika. Semua etnisitas yang di luar Betawi semuanya merasa aman nyaman dan menjadikan jakarta sebagai rumah bersama seluruh etnisitas," tutup eks Gubernur Jawa Barat ini.