Ridwan Kamil: New Normal di Jabar Harus Berbasis Data

26 Mei 2020 21:28 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan keterangan pers di Gedung Pakuan, Bandung.  Foto: Dok. Humas Pemprov Jawa Barat
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan keterangan pers di Gedung Pakuan, Bandung. Foto: Dok. Humas Pemprov Jawa Barat
ADVERTISEMENT
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menilai penerapan new normal di Jawa Barat harus berbasis dengan data. Ia juga menegaskan, konsep new normal tersebut berbeda dengan pelonggaran atau relaksasi pembatasan sosial.
ADVERTISEMENT
"(Tatanan normal baru) ini bukan pelonggaran, bukan relaksasi, tapi adaptasi terhadap normal baru. Kami di Jabar harus berbasis data. Kalau datanya memungkinkan maka adaptasi bisa dilakukan," kata Emil --panggilan Ridwan, saat mendampingi Presiden Jokowi di Bekasi, Selasa (26/5).
Persib Bandung serahkan bantuan penanganan virus corona kepada Pemprov Jabar. Foto: Dok. Pemprov Jabar
Ia menjelaskan, saat ini ada lima level kewaspadaan di Jabar, yaitu zona hitam (kritis), zona merah (berat), zona kuning (cukup berat), zona biru (moderat), dan zona hijau (rendah). Penerapan pembatasan kegiatan di Jabar pun disesuaikan dengan status daerah itu sendiri.
Ia menjelaskan, pada prinsip new normal, ada beberapa protokol baru yang harus diadaptasi. Misalnya, lokasi niaga kini wajib mengumumkan kapasitas karyawan atau pengunjungnya.
"Tempat usaha wajib mengumumkan berapa kapasitas. Kalau tadinya (kapasitas) mungkin 10 ribu (orang) sekarang diumumkan hanya 5 ribu. Bagaimana tahunya itu sudah 5 ribu? Nanti satpam-satpam akan menghitung, kalau sudah lewat (5 ribu) maka yang di atas 5 ribu antre dulu di luar, di sebuah tempat, nanti orang keluar, dia masuk," terang Emil.
ADVERTISEMENT
"Kemudian nanti masuk ke dalam sebuah tempat usaha, nanti di depan sebuah restoran juga harus ada pengumuman. Restoran ini hanya menerima per satu waktu misalkan sepuluh meja dari tadinya 20 (orang), sehingga orang yang kesebelas dia bisa nunggu dulu menunggu orang kesepuluh keluar baru dia masuk," sambung dia.
Selain itu, hal yang perlu diterapkan dalam protokol baru adalah kewajiban pengunjung untuk menggunakan masker dan sarung tangan, seperti di pusat perbelanjaan. Sehingga, benda-benda yang dijual di dalam supermarket tidak menjadi media penularan virus corona.
"Dan yang paling berat yang akan kita kaji adalah adaptasi baru untuk sekolah. Jadi tadi hari ini Presiden melakukan simulasi jika nanti mal-nya sudah mulai bisa dibuka, itu proses simulasi (tatanan normal baru) seperti apa," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
------------------------------------------------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.