Ridwan Kamil: Pabrik di Bekasi Tak Lagi Ada Ruang Merokok Demi Cegah Corona

4 September 2020 19:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengunjungi pabrik Suzuki di Cikarang Bekasi. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengunjungi pabrik Suzuki di Cikarang Bekasi. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta kepada pemilik pabrik di kawasan industri Deltamas, Cikarang, Bekasi, untuk membuat ventilasi di setiap sudut ruangan. Tujuannya, sebagai sirkulasi udara demi mencegah penularan virus corona.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Ridwan Kamil juga menginstruksikan kepada pemilik pabrik meniadakan smooking room. Karena menurut dia, keberadaan ruang merokok di pabrik itu memicu penularan corona.
"Berikutnya adalah ruang-ruang yang tak berventilasi tolong dibobok, diperbaiki, dibikin jendelanya," kata Ridwan Kamil di Kabupaten Bekasi, Jumat (4/9).
"Kemudian kalau bisa tidak ada lagi ruang merokok. Karena hasil temuan kita, dari tempat merokok bersama itu terjadi juga penularan," lanjut eks Wali Kota Bandung itu.
Ridwan Kamil meluncur ke kawasan industri untuk mengecek penerapan protokol kesehatan di sejumlah pabrik yang ada di Bekasi itu. Tidak semua pabrik yang Ridwan Kamil sambangi.
Hanya pabrik Suzuki Indonesia di Deltamas, Cikarang. Seperti diketahui di pabrik Suzuki ada 71 orang positif corona.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Kabupaten Bekasi masuk dalam kategori zona merah menurut data dari Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jabar. Hal itu dikarenakan ada ratusan karyawan pabrik di kawasan industri Cikarang, Kabupaten Bekasi yang positif corona.
Ketua Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian Massal, dan Manajemen Laboratorium Gugus Tugas Jabar Siska Gerfianti mengungkapkan, total ada 501 orang yang terkonfirmasi positif corona di kawasan industri itu.
Menurut Siska, 501 orang yang terkonfirmasi positif itu berasal dari tiga perusahaan yaitu LG, Suzuki, dan PT NOK yang merupakan perusahaan sparepart otomotif dari Jepang. Munculnya tiga klaster tersebut pun dinilai menjadi penyebab kenaikan angka kasus di Jabar dalam beberapa hari ke belakang.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
ADVERTISEMENT