Ridwan Kamil: Positivity Rate di Jabar di Bawah 5%, Provinsi Lain Ada yang 12%

15 Juli 2020 14:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau proses pemakaman pasien COVID-19 di TPU Cikadut, Kota Bandung, Rabu (8/4). Foto: Humas Jabar/Pipin
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau proses pemakaman pasien COVID-19 di TPU Cikadut, Kota Bandung, Rabu (8/4). Foto: Humas Jabar/Pipin
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan jika positivity rate di wilayahnya kini berada di bawah angka 5 persen. Berdasarkan ketentuan dari WHO, angka tersebut menandakan penyebaran COVID-19 masih cukup baik.
ADVERTISEMENT
"Jabar dianggap baik, salah satu ukurannya positivity rate. Salah satu ukuran WHO ya, keterpaparan. Kita kan di bawah 5 persen," kata Ridwan Kamil usai menghadiri rapat bersama Presiden Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/7).
Positivity rate merupakan perbandingan antara orang yang dinyatakan positif COVID-19 dengan jumlah tes yang dilakukan baik PCR atau swab.
Selain itu, mantan Wali Kota Bandung itu menambahkan, positif rate di Jawa Barat masih lebih baik jika dibandingkan dengan provinsi lain.
"Dari 100 persen PCR-swab, kita hanya 4 persen. Provinsi lain dekat kita ada 30 keterpaparannya 12 persen, 10 persen. Jadi itu," ucap dia.
Selain itu, pria yang akrab disapa Emil itu menuturkan, fasilitas rumah sakit yang digunakan pasien positif di Jabar terus berkurang. Sebab, hanya tinggal 25 persen saja yang terpakai.
ADVERTISEMENT
"Rumah sakit juga tinggal 25 persen. Nah ini kombinasi dengan ekonomi tadi. Jawa Barat 80 persen ekonominya sudah dibuka, sambil hati-hati," tutur Emil.

Ridwan Kamil Pastikan Lonjakan Kasus Corona di Jabar Hanya Anomali

Emil juga memastikan, sejauh ini lonjakan kasus yang terjadi beberapa lalu terutama klaster Secapa TNI AD hanya sebagai anomali semata.
Pengawasan tetap dilakukan demi mencegah peningkatan kasus tersebut terulang lagi.
"Itu saya sebutnya anomali. Jadi waktu Secapa dilaporkan kan naik tuh. Besoknya udah turun lagi ke 70, 50, jadi artinya Jabar tuh sebenarnya terkendali," katanya.
"Tapi ada titik-titik yang perlu diwaspadai yakni lembaga pendidikan kenegaraan. Yang berasrama," pungkasnya.