Rieswin: Saya Tidak Menyesal Jadi Penyelidik KPK Meski Akhirnya Disingkirkan

30 September 2021 13:45 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan pegawai KPK, Rieswin Rachwell. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Mantan pegawai KPK, Rieswin Rachwell. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Menjadi penyelidik KPK mungkin tidak pernah terpikir sebelumnya oleh Rieswin Rachwell. Latar belakang pendidikannya pun tidak berkorelasi dengan tugasnya sebagai investigator.
ADVERTISEMENT
Rieswin merupakan lulusan Teknik Sipil Universitas Tarumanagara. Ia bergabung KPK pada 5 Maret 2017 melalui jalur Indonesia Memanggil (IM) 12.
Mengikuti proses seleksi sejak September 2016, Rieswin berhasil menyisihkan sekitar 83 ribu orang yang mendaftar melalui proses seleksi itu. Ia menjadi bagian dari 270 orang yang dinyatakan lolos dari tes tersebut, 60 orang di antaranya ditempatkan sebagai Penyelidik KPK.
Kini, ia menjadi bagian dari 57 pegawai KPK yang dipecat per 30 September 2021. Ia dinilai tidak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
"Kalau aku sih life must go on ya, jadi tentu saja aku akan tetap berkarya sebagai profesional. Di samping itu advokasi pasti akan terus berjalan dan aku akan terus bergerak bersama teman-teman 57 pegawai KPK dan masyarakat sipil antikorupsi," ungkap Rieswin kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Meski kini sudah resmi dipecat, Rieswin mengaku masih akan tetap berjuang bersama kawan-kawan pegawai yang diberhentikan KPK. Ia pun sedikit menyesalkan Presiden Jokowi yang tidak mengambil sikap apa-apa dalam polemik TWK ini.
"Menurutku seharusnya presiden bersikap ya, apa pun itu. Bagaimanapun presiden Joko Widodo merestui dan menyetujui revisi UU KPK yang membuat KPK berada di rumpun kekuasaan eksekutif di mana presiden adalah pimpinan tertingginya. Bukan langit-langit atau lampu seperti dikatakan Pak Nurul Ghufron," papar dia.
Terlebih, kata Rieswin, ada temuan Ombudsman dan Komnas HAM yang sudah diserahkan pada Presiden untuk ditindaklanjuti.
"Jadi apa pun itu, sikap dan tindakan presiden tetap ditunggu karena itu mencerminkan political will dari Presiden itu sendiri. KPK seperti apa yang dia inginkan? Jika Beliau tidak mau bersikap, barangkali seperti inilah KPK yang diinginkan Beliau," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Rieswin mungkin merupakan anomali di KPK. Ia berasal dari keluarga Tionghoa dengan agama Buddha.
Namun, hal itu tidak menjadi penghambat baginya. Lingkungan kerja di KPK pun tidak membeda-bedakan hal tersebut. Bahkan, ia disebut-sebut merupakan anak didik langsung sang Raja OTT KPK, Harun Al Rasyid.
Hampir lima tahun bekerja di KPK, ia pernah terlibat dalam sejumlah OTT. Salah satunya ialah rangkaian OTT mantan Ketum PPP Romahurmuziy.
Ketua Umum PPP, Romahurmuziy bergegas usai diperiksa KPK. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Rieswin mengaku sebenarnya masih banyak pekerjaan di KPK yang belum sempat diselesaikannya. Meski tidak menyebut perkaranya, menurutnya kasus tersebut rumit dan cukup besar melibatkan pejabat negara.
"Ya sebenarnya masih ada beberapa kasus yang cukup rumit dan besar ya yang belum kuselesaikan tapi biarlah teman-teman ASN KPK yang menyelesaikan. Aku percaya kok sama mereka. Aku kan penyelidik, kasus yang kupegang masih di penyelidikan dan itu rahasia semuanya," beber dia.
ADVERTISEMENT
Kendati telah disingkirkan dengan cara yang tak lumrah, Rieswin mengaku tidak ada penyesalan sedikit pun dengan keputusannya bergabung dengan KPK. Ia bahkan siap bergabung kembali dengan KPK bila memang ada panggilan untuk itu.
"Aku enggak akan pernah menyesali pilihanku jadi penyelidik KPK, termasuk semua pekerjaan-pekerjaan yang sudah kulakukan di KPK sampai akhirnya harus disingkirkan. Karena semua yang kulakukan itu untuk pemberantasan korupsi dan untuk keadilan," kata Rieswin.
"(Saya) Selalu siap untuk mendukung pemberantasan korupsi," tutupnya.