Rifki Wujudkan Mimpi Berangkatkan Haji Orang Tua Lewat Karate

31 Agustus 2018 7:09 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atlet karate putra, Rifki Ardiansyah Arrosyiid, melakukan selebrasi dengan membawa bendera Indonesia usai memenangi nomor kumite 60 kg. (Foto: Antara/Ginanjar)
zoom-in-whitePerbesar
Atlet karate putra, Rifki Ardiansyah Arrosyiid, melakukan selebrasi dengan membawa bendera Indonesia usai memenangi nomor kumite 60 kg. (Foto: Antara/Ginanjar)
ADVERTISEMENT
Atlet nasional karate Rifky Ardiansyah Arrosyid meraih medali emas di Asian Games 2018. Ia meniti karier panjang hingga menjadi karateka terbaik Asia di nomor Kumite putra 60 kilogram. Lewat karateka, dia segera mewujudkan mimpinya untuk memberangkatkan ibadah haji kedua orang tuanya.
ADVERTISEMENT
M Urip, salah satu pelatih karate Rifki sejak kecil mengungkapkan, bakat emas yang dimiliki oleh Rifki sudah kentara saat dirinya mulai menjalani latihan di usia 7 tahun. Rifki selalu antusias dalam berlatih dan melahap setiap jurus yang diajarkan.
"Saat itu masih kelas 1 SD. Tapi saya melihat kemauannya tinggi. Saya duga, oh anak ini memang mempunyai bakat dan potensi yang cemerlang," ujar Urip saat ditemui di Makodam Brawijaya, Surabaya, Kamis (30/8). Rifki merupakan prajurit TNI AD berpangkat Serda yang bertugas di Kodam V/Brawijaya.
Foto Atlet Emas Karate Rifki (kiri), Kamis (30/8/18). (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Foto Atlet Emas Karate Rifki (kiri), Kamis (30/8/18). (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Mulai dari sebuah dojo sederhana di kawasan Jalan Kombes Pol. M. Duryat, Surabaya, Rifki mulai mendalami sejumlah gerakan dan jurus karate. Dia pun mulai menapaki kejuaraan dari tingkat ranting, kota, provinsi, sampai nasional. "Dia benar-benar menapakinya dari bawah dan bertahap," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Urip mengungkapkan, bahkan karena kemampuannya yang berada di atas rata-rata, Rifki menjadi salah satu karateka yang tak terkalahkan dalam turnamen AKF maupun SEAKF.
"Di Kumite 55 kilogram, dia enggak pernah kalah. Kemudian Asian Games karena tidak ada nomor 55 kilogram, maka dia harus naik kelas ke 60 kilogram," beber Urip.
Terpisah, ibunda Rifki, Dwi Harni Rochmani, mengungkapkan bahwa jiwa dan semangat dari Rifki sangat bergelora saat menekuni karate. Bahkan, ungkap Dwi Harni, Rifki menyimpan impian tinggi dalam menciptakan prestasi di karateka.
"Dia pernah bercita-cita untuk berprestasi tinggi karate, sehingga hasilnya untuk menaikkan haji saya," ungkap Dwi.
Rifki Ardiansyah Arrosyid (kanan) saat menjejakkan kaki kembali di Kota Pahlawan, Kamis (30/8). (Foto: Phaksy Sukowati /kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rifki Ardiansyah Arrosyid (kanan) saat menjejakkan kaki kembali di Kota Pahlawan, Kamis (30/8). (Foto: Phaksy Sukowati /kumparan)
Dwi Harni juga tak lupa mengingatkan anaknya agar tidak terlena. Ibu rumah tangga dua anak ini meminta Rifki lebih berlatih keras untuk terus mengejar prestasi yang lebih di atasnya, salah satunya Olimpiade.
ADVERTISEMENT
"Saya berharap Rifki berlatih lebih baik lagi. Dulu cita-citanya ingin ikut event lebih tinggi untuk mengikuti olimpiade. Semoga terwujud," ucap Dwi yang kemudian diamini oleh sejumlah prajurit di sekitarnya.
Dwi juga berharap prestasi putra sulungnya juga menular ke adik kandung satu-satunya. Resti Ardiani Ramadhan merupakan adik kandung Rifki. Meski usianya dua tahun di bawah Rifki, gadis berhijab ini juga memiliki prestasi di karate.
Mahasiswi semester 1 Teknik Kimia ITS itu juga sudah mengoleksi berbagai juara mulai lokal hingga internasional. "Yang tertinggi internasional itu juara SEAKF 2016 se-Asia Tenggara. Ada juga juara Piala Panglima, juara 1 Piala Pangdam juga," kata Rifki.