Riset: 900 Juta Orang Asia Jadi Korban Suap

7 Maret 2017 14:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Menerima Uang Suap (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Menerima Uang Suap (Foto: Thinkstock)
Ratusan juta orang di Asia menjadi korban suap tahun lalu, berdasarkan riset terbaru lembaga pemantau korupsi internasional. Suap ini diberikan untuk para pejabat pemerintah demi pemenuhan kebutuhan warga.
ADVERTISEMENT
Laporan ini disampaikan oleh Transparency International (TI) dalam laporan riset terbaru lembaga asal Jerman ini pada Selasa (7/3). Survei dilakukan terhadap lebih dari 20 ribu orang di 16 negara di Asia Pasifik, termasuk Indonesia.
Diberitakan AFP, dari hasil survei tersebut, TI memperkirakan ada 900 juta orang yang terpaksa membayar suap, setidaknya sekali dalam setahun lalu.
Angka suap tertinggi terjadi di India dan Vietnam. Sebanyak 69 persen responden di India dan 65 persen di Vietnam mengaku harus membayar suap untuk kebutuhan dasar warga negara, seperti pendidikan dan pelayanan kesehatan.
Di Indonesia, ada 32 persen responden yang mengaku melakukan suap. China berada satu peringkat di atas Indonesia dengan 26 persen responden yang menjadi korban suap.
ADVERTISEMENT
Jepang adalah negara terbaik, dengan hanya 0,2 persen responden yang mengaku pernah menyuap petugas. Angka ini disusul oleh Korea Selatan (3%), Australia (4%), dan Taiwan (6%).
Berdasarkan hasil survei, polisi adalah yang paling banyak meminta suap. Warga miskin yang paling terdampak, sebanyak 38 persen, terbanyak di Thailand, India dan Pakistan.
"Pemerintah harus melakukan tindakan yang lebih tegas dalam komitmen anti-korupsi mereka. Penyuapan bukan kejahatan kecil, hal ini telah membuat orang tidak bisa makan, menghambat pendidikan, merusak pelayanan kesehatan yang layak dan yang terakhir, bisa membunuh seseorang," kata Jose Ugaz, ketua Transparency International.