Riset di China: Booster Sinopharm Kurang Efektif Tangkal Corona Omicron

23 Februari 2022 15:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin corona Sinopharm. Foto: Bernadett Szabo/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin corona Sinopharm. Foto: Bernadett Szabo/REUTERS
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian terbaru di China menunjukkan bahwa antibodi yang dipicu oleh vaksin dosis ketiga COVID-19 Sinopharm turun tajam setelah enam bulan. Hal ini terjadi utamanya kepada masyarakat yang telah menyelesaikan vaksin dua dosis.
ADVERTISEMENT
Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa suntikan keempat tidak secara signifikan meningkatkan antibodi terhadap penularan Omicron.
Studi yang diterbitkan pada Senin (21/2) dan dikutip Rabu (23/2) tersebut, menerangkan bahwa vaksinasi secara berulang menggunakan vaksin yang tidak aktif seperti Sinopharm sebagai penguat keempat, kemungkinan tidak ideal untuk lebih meningkatkan respons antibodi terhadap Omicron.
Menurut penelitian tersebut, Vaksin mRNA atau vaksin berbasis protein berdasarkan informasi genetik dari varian yang menjadi perhatian dianggap dapat menjadi alternatif yang baik untuk peningkatan lebih lanjut.
Sejauh ini masih belum ada kejelasan bagaimana pembacaan antibodi mampu mempengaruhi efektivitas vaksin dosis ketiga atau dosis keempat dalam menurunkan risiko penyakit atau kematian COVID-19 yang disebabkan oleh Omicron.
Para peneliti tersebut menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan tingkat antibodi turun 53% terhadap Omicron sekitar 26 minggu setelah dosis ketiga Sinopharm, dibandingkan tingkat yang terlihat dua minggu setelah dosis ketiga.
ADVERTISEMENT
Vaksin booster diberikan kepada 38 petugas kesehatan di China yang telah menyelesaikan vaksin dosis kedua, lima bulan sebelumnya.
Dilansir Reuters, Rabu (23/2), penelitian tersebut membuktikan pemberian dosis keempat yang diberikan enam bulan setelah dosis ketiga, tidak secara signifikan meningkatkan tingkat antibodi penetral terhadap Omicron.
Namun sangat disayangkan, studi yang dilakukan oleh para peneliti di sebuah rumah sakit yang berafiliasi dengan Universitas Sun Yat-sen, ini belum menghimpun data soal dampak booster Sinopharm berkelanjutan bagi anak-anak dan lansia.
"Penelitian ini juga tidak mempelajari dampak dosis keempat pada respon imun seluler, yang menjadi bagian berbeda dari sistem kekebalan manusia daripada respons berbasis antibodi," demikian keterangan peneliti.
Reporter: Devi Pattricia