Riset Sebut Kasus Omicron Mayoritas Bergejala Ringan, Kok Ada yang Meninggal?

23 Januari 2022 12:57 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona Omicron.
 Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona Omicron. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Dua kasus corona Omicron di Indonesia meninggal dunia, Sabtu (22/1). Keduanya berusia di atas 50 tahun.
ADVERTISEMENT
Salah satunya seorang perempuan berusia 54 tahun dan punya komorbid lebih dari satu. Yakni diabetes melitus dan hipertensi.
Sementara satu lagi lansia yang belum divaksin sama sekali. Ia adalah laki-laki berusia 64 tahun, kasus transmisi lokal.
Tak sedikit yang bertanya-tanya, kok sampai ada kasus Omicron yang meninggal? Bukankah menurut banyak riset di dunia varian ini menimbulkan gejala yang relatif ringan seperti batuk pilek?
Jubir Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengungkap kondisi 2 kasus tersebut sebelum dibawa ke RS Sari Asih Ciputat dan RSPI Sulianti Saroso Jakarta.
"Keduanya bergejala sedang saat dibawa ke RS. Setelah itu saturasi drop," kata Nadia kepada kumparan, Minggu (23/1).
Di sisi lain, epidemiolog Unair Windhu Purnomo mengaku tak kaget bila ada kasus Omicron yang sampai meninggal.
ADVERTISEMENT
Apa alasannya?
"Lha kan memang mereka yang lansia, atau yang punya komorbid, obesitas atau yang belum divaksinasi lengkap adalah berisiko tinggi untuk bergejala berat sampai kritikal," tutur Windhu melalui pesan singkat.
"Bahkan meninggal bila tertular," tutupnya.