Rishi Sunak dan Liz Truss Bersaing untuk Jadi PM Inggris Berikutnya

21 Juli 2022 3:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss
 Foto: Phil Noble/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss Foto: Phil Noble/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Babak pemungutan suara di kalangan anggota parlemen Partai Konservatif untuk menentukan Perdana Menteri Inggris berikutnya telah memasuki putaran terakhir.
ADVERTISEMENT
Mantan Menteri Keuangan Rishi Sunak dan Menteri Luar Negeri Liz Truss menjadi dua kandidat utama yang berhasil memperoleh suara terbanyak.
Kedua kandidat unggul pun berlomba-lomba mengutarakan rasa bersyukurnya kepada para anggota parlemen yang telah memilih mereka.
“Bersyukur rekan-rekan saya telah memberikan kepercayaan kepada saya hari ini. Saya akan bekerja siang dan malam untuk menyampaikan pesan kami ke seluruh negeri,” tulis Sunak dalam cuitannya di Twitter pada Rabu (20/7/2022).
Truss juga turut menyampaikan terima kasih kepada para pendukungnya lewat media sosial. Truss mengatakan, dirinya siap untuk mulai bekerja sejak hari pertama.
Berdasarkan hasil pemerolehan suara yang diperoleh dari 200.000 anggota Partai Konservatif, Sunak unggul di semua babak pemungutan suara. Kendati demikian, berdasarkan hasil dari sebuah voting, Truss diperkirakan memiliki kemungkinan untuk mengalahkan Sunak dalam pemilihan di anggota partai.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, sejumlah sebelas kandidat telah mengajukan nama mereka untuk menjadi calon perdana menteri. Namun dalam pemungutan suara kelima dan terakhir dari legislator Partai Konservatif pada Rabu (20/7/2022), Menteri Perdagangan Penny Mordaunt tersingkir.
Dilansir Al Jazeera, hasil pemungutan suara terakhir menunjukkan Sunak unggul dengan 137 suara, Truss menjadi teratas kedua dengan 113 suara, sedangkan Mordaunt memperoleh 105 suara.
Nama Perdana Menteri Inggris berikutnya dijadwalkan akan diumumkan pada 5 September mendatang. Siapa pun kandidat yang menang nantinya harus menghadapi beberapa tantangan sulit, terkhusus dalam hal ekonomi.
Selain itu, terlepas dari siapa pun yang menang nantinya, Inggris kemungkinan akan memiliki perdana menteri yang bukan berasal dari kaum kulit putih untuk pertama kalinya atau perdana menteri wanita untuk yang ketiga kalinya.
ADVERTISEMENT