Risma Pugar Gedung Kuno Taman Siswa Jadi Museum Pendidikan di Surabaya

25 November 2019 11:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini resmikan Museum Pendidikan di Surabaya, Senin (25/11).  Foto:  Yuana Fatwalloh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini resmikan Museum Pendidikan di Surabaya, Senin (25/11). Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
ADVERTISEMENT
Bertepatan dengan Hari Guru Nasional 2019 yang jatuh pada Senin (25/11) ini, bangunan Taman Siswa yang terletak di Jalan Genteng Kali, Nomor 10, Surabaya, Jawa Timur, dipugar menjadi museum sejarah pendidikan. Peresmian itu dilakukan langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
ADVERTISEMENT
“Memang gedung ini sebetulnya sudah punya sejarah, karena sebelumnya adalah Gedung Taman Siswa. Karena itu kita fungsi kan sebagai museum pendidikan dan kita punya banyak koleksi tentang pendidikan masa lampau,” kata Risma di Taman Siswa, Surabaya, Senin (25/11).
Risma menuturkan, ke depan anak-anak akan mendapatkan banyak pengetahuan dan ilmu baru dari museum pendidikan ini. Menurutnya, bangunan ini merupakan salah satu saksi dari perkembangan pendidikan di Indonesia.
“Selama ini rutin sudah anak-anak kita ajak muter di museum, rutin. Jadi ini nanti nambah lagi untuk anak-anak bisa melihat museum (pendidikan),” jelasnya.
“Jadi ini kita jadikan untuk alat pendidikan untuk anak-anak supaya mereka tahu bahwa dulu pendidikan seperti ini dan enggak mudah orang bisa sekolah,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kanan) usai resmikan Museum Pendidikan di Surabaya, Senin (25/11). Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan ada sekitar 860 koleksi benda bersejarah di museum ini. Mulai dari koleksi pendidikan masa pra-aksara, zaman kerajaan, kolonial, kemerdekaan, hingga sekarang.
“Koleksinya yang paling menarik ada manuskrip kuno yang cukup lama. Ada beberapa sarana prasarana pendidikan mulai dari zaman lama hingga saat ini,” ucap Antiek.
Antiek menyebut, koleksi-koleksi tersebut didatangkan dari sejumlah daerah seperti Yogyakarta hingga Jakarta. Bahkan salah satunya merupakan sumbangan dari keluarga KH Ahmad Dahlan.
“Ada beberapa yang memang langka, bisa kita dapatkan termasuk dokumen pendidikan yang lama mulai dari zaman penjajahan sampai kemerdekaan,” tuturnya.
Rencananya, museum ini dibuka setiap hari untuk umum. Jam operasional museum ini mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Selain itu, para pengunjung juga dibebaskan dari biaya masuk alias gratis.
ADVERTISEMENT