Risma: Saya Tak Malu Jadi Marketing UMKM Keluarga Miskin

31 Mei 2024 22:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mensos Tri Rismaharini saat pembukaan Krisna Oleh-Oleh Nusantara di Yogyakarta, Jumat (31/5/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mensos Tri Rismaharini saat pembukaan Krisna Oleh-Oleh Nusantara di Yogyakarta, Jumat (31/5/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mensos Tri Rismaharini terus berupaya meningkatkan taraf hidup para penyandang disabilitas dan keluarga miskin. Bahkan, Risma sudah beberapa kali secara sukarena menjadi marketing UMKM bagi mereka.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak malu dan ini sudah beberapa kalinya termasuk kali ini saya mencoba jadi marketing para UMKM keluarga miskin," kata Risma saat acara pembukaan Krisna Oleh-Oleh Nusantara di Yogyakarta, Jumat (31/5)
Risma mengatakan dia ingin masyarakat miskin keluar dari kemiskinannya dengan cara mengajari bisnis. Demikian pula penyandang disabilitas juga terus diajari sejumlah skill untuk meningkatkan perekonomiannya.
Beberapa produk dari keluarga miskin dan disabilitas ini bisa diterima Krisna Oleh-Oleh Nusantara.
Produk yang diterima juga berasal dari seluruh Nusantara seperti dari Biak yakni produk dasi dari ecoprint, ada ecoprint dari Ternate, ada pula Batik Ciprat dari anak-anak down sindrom, ada minyak kayu putih dari Pulau Buru, dan lain sebagainya.
"Ada 17 produk yang diterima Krisna Oleh-Oleh dan juga ada penerimaan disabilitas bekerja di Krisna Nusantara. Yang sudah ada adalah di Denpasar lebih 25 disabilitas yang diterima. Dan kali ini (di Yogya) dua (disabilitas yang bekerja di sini) dan akan disiapkan beberapa disabilitas yang akan diterima kerja di Krisna Oleh-Oleh Nusantara di Yogya," katanya.
ADVERTISEMENT
Risma mengatakan mengajari para penyandang disabilitas berwirausaha tidaklah mudah. Mereka kerap tidak percaya diri dengan produknya. Padahal produk mereka ini tak kalah kualitasnya dengan produk lainnya.
"Harus menciptakan melatih mereka bagaimana bahkan harus menyakinkan mereka bahwa mereka bisa," tegasnya.
Setelah mendapat pelatihan mulai dari pemasaran, cara mengirim barang, branding hingga pengemasan muncul lah percaya diri dan ketika usahanya berjalan mereka bisa keluar dari kemiskinannya.