Risma soal Problem di Jatim: PMI, Stunting, Banjir, hingga Ponpes Terabaikan

14 September 2024 19:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Sosial Tri Rismaharini di area Istana Negara Jakarta pada Jumat (30/8/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Sosial Tri Rismaharini di area Istana Negara Jakarta pada Jumat (30/8/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bakal calon Gubernur Jawa Timur, Tri Rismaharini, menyoroti sejumlah permasalahan di Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Pertama, ia menyoroti terkait banyaknya Pekerjaan Migran Ilegal (PMI) yang berasal dari Jawa Timur. Kemudian juga terkait dengan sejumlah penyakit yang angkanya cukup tinggi di Jawa Timur.
"Sebetulnya kalau lihat ada TPPO, ada pekerja migran. Kemarin ada berapa ratus PMI nya dari Jawa Timur. Kemudian penyakit kusta yang angkanya cukup besar (Jawa Timur), di Indonesia paling besar. Kemudian ada kebutaan, stunting," kata Risma di Surabaya, Sabtu (14/9).
Risma mengungkapkan bahwa prioritas utama untuk masyarakat Jawa Timur adalah terkait kesejahteraan.
"Tapi kalau bilang kesejahteraan, kita harus masalah ekonomi secara luas. Contohnya misalkan saya nanti akan lari bagaimana pembenahan diri supaya lebih mudah," katanya.
"Saya enggak bisa kalau ngomong kesejahteraan eh iya ciptakan lapangan pekerjaan. Bukan itu, tapi bagaimana seluruh sistem perekonomian itu betul-betul berjalan," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Lalu, ia juga menyoroti soal banjir di beberapa daerah di Jawa Timur. Hal itu bisa menghambat pertanian.
"Coba dicek, berapa daerah yang masih banjir. Karena kalau banjir kemudian habisin pertanian, habis, nggak bisa apa-apa. Kemarin banyak yang mengeluh pupuk juga," ucapnya.
Bakal calon Gubernur Jawa Timur, Tri Rismaharini, di salah satu rumah makan di Surabaya, Sabtu (14/9/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
Terakhir, Risma menyampaikan bahwa pendidikan terutama pondok pesantren di Jawa Timur masih kurang diperhatikan.
"Pendidikan di sini juga banyak pondok-pondok kecil yang perlu diperhatikan. Dan di pondok kecil itu justru banyak anak yatim, banyak anak orang miskin. Karena mereka bermimpi tidak bisa sekolah yang bagus akhirnya ya sudah di pondok-pondok kecil itu. Kadang itu yang tidak ada yang memperhatikan," ujarnya.
"Jadi lebih ke pertanian, infrastruktur, kesejahteraan ekonomi, kesehatan, dan pendidikan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, kata Risma, penyelesaian masalah kesejahteraan masyarakat ini harus menggerakkan perekonomian yang lebih besar.
"Artinya apa, kalau kita ngomong kesejahteraan ini kita harus ngomong masalah ekonomi, kita harus buka ruang itu. Kita nggak bisa ngomong non-sense kita beri bansos, lalu bisa keluar dari kemiskinan," ujarnya.
"Karena itu kita harus bergerak di ekonominya, nah permasalahannya yang ada memang kita butuh untuk ada dari luar investor datang, membuat pekerjaan karena penduduknya banyak," kata dia.