Riuhnya Pidato Prabowo soal Indonesia Bubar di Tahun 2030

22 Maret 2018 8:09 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo Subianto (Foto: AFP PHOTO / Adek Berry)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto (Foto: AFP PHOTO / Adek Berry)
ADVERTISEMENT
Pidato Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyebut Indonesia akan bubar pada tahun 2030 menuai perhatian luas. Materi pidato itu disebut mengutip dari kajian pakar asing.
ADVERTISEMENT
Wasekjen Partai Gerindra, Andre Rosiade, mengatakan pidato disampaikan Prabowo di acara temu kader digelar bulan Oktober 2017. Acara yang dimaksud Andre adalah Konferensi Nasional dan Temu Kader Partai Gerindra di Sentul, Bogor pada Rabu (18/10/2017).
"(Itu pidato) dalam acara temu kader di SICC 2017 kemarin, Oktober kalau enggak salah," ucap Andre kepada kumparan (kumparan.com), Rabu (21/3).
Pidato itu kini menuai tanggapan luas usai diunggah di akun Facebook resmi Partai Gerindra pada Senin (19/3). Sebab, sejumlah pihak menilai pidato Prabowo merupakan pesimisme.
Akan tetapi, politikus Gerindra Elnino Husein Mohi menegaskan Prabowo sudah sering menyampaikan hal yang serupa dalam berbagai acara internal Gerindra. Ia meluruskan bahwa sebenarnya maksud dari pernyataan Prabowo adalah agar Indonesia tidak terpecah jika ada konflik yang mengancam.
ADVERTISEMENT
"Inti pesannya tuh disitu, kita jaga persatuan kita, kita jaga Bhineka Tunggal Ika," kata Elnino di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/3).
Wasekjen DPP Gerindra Andre Rosiade membantah anggapan pidato Prabowo merupakan pesimisme. Ia menilai, saat ini bukan saatnya elite-elite politik membuai masyarakat dengan kata-kata indah.
"Pak Prabowo bukan menyampaikan pesimisme, tapi realita. Untuk itu kita semua harus berubah dan berbenah diri melakukan introspeksi agar bangsa ini jauh lebih baik ke depan," ujar Andre kepada kumparan, Rabu (21/3).
Senada, Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais juga menganggap pidato Prabowo itu hanya sebuah warning bagi bangsa Indonesia. Ia meminta publik menjadikan pidato Prabowo sebagai pengingat.
"Pidato yang mau bubar ya? Itu warning saja, early warning, maknanya jangan dipersempit 2030 bubar, enggak," ujar Hanafi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/3).
ADVERTISEMENT
Namun, Ketua DPP PDIP Bambang Dwi Hartono berpendapat apa yang diutarakan Prabowo merupakan kesimpulan dangkal. Menurutnya, sejumlah hasil survei menyebut pemerintah RI saat ini tetap stabil.
“Saya pikir kesimpulan Indonesia bubar dikuasai asing itu terlalu dangkal. Bayangkan, beliau (Jokowi) baru 5 tahun dianggap sudah mengusai dan ancaman yang begitu besar,” ujar Bambang usai menghadiri acara rilis Lembaga Survei Charta Politika di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (21/3).
“Itu terlalu dilebih-lebihkan. Kita punya keyakinan kuat bahwa negara ini masih cukup kuat. PDIP ini walaupun diterpa isu macam-macam, hoaks itu tetap stabil perolehan persentase dukungannya,” imbuhnya.
Wasekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik menilai Prabowo sebenarnya peduli dengan keadaan Indonesia. Namun, ia merasa cara Prabowo tersebut saat ini tidak tepat.
ADVERTISEMENT
Rachland kemudian membandingkan pesimisme Prabowo dengan Agus Harimurti Yudhoyono yang memiliki visi untuk membangun Indonesia.
Agus Harimurti YudhoyonoAgus Harimurti Yudhoyono. (Foto: Puti Cinintya/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Agus Harimurti YudhoyonoAgus Harimurti Yudhoyono. (Foto: Puti Cinintya/kumparan)
"Seperti Pak Prabowo, AHY pun mengajak kita lebih mempedulikan Indonesia. Bedanya, AHY menawarkan optimisme, bukan menakut-nakuti. Itu beda pemimpin zaman now dari pemimpin zaman old," kata Rachland melalui keterangan tertulis, Rabu (21/3).
Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) berpendapat Indonesia tidak bisa akan bubar. Meski, OSO mengaku belum melihat video pidato Prabowo itu.
"Saya enggak dengar pidatonya. Saya enggak mau campur urusan Prabowo, tapi bahwa Indonesia enggak bisa bubar, itu yah, NKRI enggak bisa bubar," tegas OSO di Gedung DPR/MPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/3).
Jokowi dan Iriana di Sydney (Foto: Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Iriana di Sydney (Foto: Biro Pers Setpres)
Sementara itu, Presiden Joko Widodo menegaskan masyarakat harus optimistis memandang Indonesia ke depan. Jokowi sempat tertawa saat ditanya pendapatnya terkait pidato Prabowo tersebut.
ADVERTISEMENT
"Ha... Ha... Kita memandang ke depan itu harus memandang dengan rasa optimisme," kata Jokowi di Plenary Hall, JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (21/3).
Jokowi kemudian menegaskan pemerintah dan semua pihak harus memberikan sebuah harapan kepada anak muda dan rakyat Indonesia. Meski ada hambatan, tapi tetap harus optimistis dan memberi harapan.