Riwayat Pasar Senen dari Masa ke Masa

19 Januari 2017 9:38 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT
Wajah Pasar Senen di zaman kolonial. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Wajah Pasar Senen di zaman kolonial. (Foto: Wikimedia Commons)
Masih perkasa. Berulang kali mengalami perubahan dan kebakaran, berulang kali pula Pasar Senen bertahan. Kini usianya sudah hampir 3 abad.
ADVERTISEMENT
Pasar yang telah ada sejak zaman kolonial Belanda ini menyimpan banyak cerita dan sejarah. Pasar yang terletak di Jakarta Pusat (dahulu Batavia) ini dibangun pada 30 Agustus 1735 oleh tuan tanah yang juga seorang arsitek bernama Yustinus Vinck.
Pasar Senen di era sebelum modern. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Pasar Senen di era sebelum modern. (Foto: Wikimedia Commons)
Pasar itu dibuat dari lahan milik anggota Dewan Hindia bernama Corrnelis Chasteleindan dan dinamakan Vinck passer, merujuk kepada nama arsitek pengembangnya. Yustinus Vinck melakukan pembangunan Vinck passer bersamaan dengan pembangunan Pasar Tanah Abang.
Jual beli di Pasar Senen. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Jual beli di Pasar Senen. (Foto: Wikimedia Commons)
Awalnya pasar ini hanya dibuka pada hari Senin dan didominasi oleh masyarakat etnis Tionghoa. Itu sebabnya pasar ini disebut Pasir Snees atau belakangan menjadi Pasar Senen. Namun pada 1766, pasar yang ramai dikunjungi ini akhirnya dibuka untuk hari selain Senin.
ADVERTISEMENT
Wajah Pasar Senen dahulu kala. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Wajah Pasar Senen dahulu kala. (Foto: Wikimedia Commons)
Dalam perkembangannya wajah Pasar Senen serta kawasan di sekelilingnya senantiasa berubah dan menyimpan banyak cerita. Kawasan sekitar pasar Senen merupakan tempat favorit berkumpulnya para intelektual muda serta para pejuang bawah tanah dari Stovia di era prakemerdekaan (1930-an).
Wajah Pasar Senen. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Wajah Pasar Senen. (Foto: Wikimedia Commons)
Sejumlah pemimpin pergerakan seperti Chairul Saleh, Adam Malik, juga Soekarno dan Mohammad Hatta, kerap menggelar pertemuan di kawasan ini.
Kawasan sekitar Pasar Senen juga menjadi tempat favorit berkumpulnya para seniman era Pujangga Baru pada zaman penjajahan Jepang (1942) hingga tahun 1950an. Nama-nama seperti Ajip Rosidi, Sukarno M. Noor, Wim Umboh, dan H.B. Yasin, muncul dari Senen. Mereka kerap dijuluki Seniman Senen.
Pasar Senen pada tahun 1970-an. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Pasar Senen pada tahun 1970-an. (Foto: Wikimedia Commons)
Kehebohan kawasan Pasar Senen sebagai pusat perekonomian dan hiburan semakin menjadi saat Gubernur Ali Sadikin mencanangkan pembangunan “Proyek Senen” pada 1960 yang dilengkapi berbagai fasilitas. Salah satunya adalah gedung parkir melingkar yang menjadi lokasi gedung parkir pertama di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Pasar Senen di era Ali Sadikin. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Pasar Senen di era Ali Sadikin. (Foto: Wikimedia Commons)
Proyek ini kemudian diikuti dengan dengan pembangunan Pasar Inpres dan Terminal Senen. Kelak pada tahun 1990 dibangun pula superblok modern, Atrium Senen.
Proyek Pasar Senen (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Proyek Pasar Senen (Foto: Wikimedia Commons)
Selain mengalami perubahan seperti revitalisasi di atas, Pasar Senen juga berulang kali mengalami kebakaran. Pada tahun 1974 Pasar Senen terbakar hebat. Kejadian ini dikenal dengan sebutan Malapetaka 15 Januari (Malari).
Pada 23 November 1996 kebakaran terjadi lagi di Senen, dengan sekitar 750 kios di Blok IV dan V Pasar Senen ludes terbakar.  Pada tahun 2003, 2008, 2010, dan 2016 beberapa blok di Pasar Senen juga mengalami kebakaran dan ia masih tetap bertahan.
Pasar Senen terbakar (Foto: Twitter/ @Suroto_tok)
zoom-in-whitePerbesar
Pasar Senen terbakar (Foto: Twitter/ @Suroto_tok)
Pagi Subuh ini, 19 Januari 2017, Pasar Senen Blok I dan II dari lantai 1 hingga lantai 3 kembali terbakar hebat. Apakah kali ini Pasar Senen akan tetap bertahan?
ADVERTISEMENT