Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Masih perkasa. Berulang kali mengalami perubahan dan kebakaran, berulang kali pula Pasar Senen bertahan. Kini usianya sudah hampir 3 abad.
ADVERTISEMENT
Pasar yang telah ada sejak zaman kolonial Belanda ini menyimpan banyak cerita dan sejarah. Pasar yang terletak di Jakarta Pusat (dahulu Batavia) ini dibangun pada 30 Agustus 1735 oleh tuan tanah yang juga seorang arsitek bernama Yustinus Vinck.
Pasar itu dibuat dari lahan milik anggota Dewan Hindia bernama Corrnelis Chasteleindan dan dinamakan Vinck passer, merujuk kepada nama arsitek pengembangnya. Yustinus Vinck melakukan pembangunan Vinck passer bersamaan dengan pembangunan Pasar Tanah Abang.
Awalnya pasar ini hanya dibuka pada hari Senin dan didominasi oleh masyarakat etnis Tionghoa. Itu sebabnya pasar ini disebut Pasir Snees atau belakangan menjadi Pasar Senen. Namun pada 1766, pasar yang ramai dikunjungi ini akhirnya dibuka untuk hari selain Senin.
ADVERTISEMENT
Dalam perkembangannya wajah Pasar Senen serta kawasan di sekelilingnya senantiasa berubah dan menyimpan banyak cerita. Kawasan sekitar pasar Senen merupakan tempat favorit berkumpulnya para intelektual muda serta para pejuang bawah tanah dari Stovia di era prakemerdekaan (1930-an).
Sejumlah pemimpin pergerakan seperti Chairul Saleh, Adam Malik, juga Soekarno dan Mohammad Hatta, kerap menggelar pertemuan di kawasan ini.
Kawasan sekitar Pasar Senen juga menjadi tempat favorit berkumpulnya para seniman era Pujangga Baru pada zaman penjajahan Jepang (1942) hingga tahun 1950an. Nama-nama seperti Ajip Rosidi, Sukarno M. Noor, Wim Umboh, dan H.B. Yasin, muncul dari Senen. Mereka kerap dijuluki Seniman Senen.
Kehebohan kawasan Pasar Senen sebagai pusat perekonomian dan hiburan semakin menjadi saat Gubernur Ali Sadikin mencanangkan pembangunan “Proyek Senen” pada 1960 yang dilengkapi berbagai fasilitas. Salah satunya adalah gedung parkir melingkar yang menjadi lokasi gedung parkir pertama di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Proyek ini kemudian diikuti dengan dengan pembangunan Pasar Inpres dan Terminal Senen. Kelak pada tahun 1990 dibangun pula superblok modern, Atrium Senen.
Selain mengalami perubahan seperti revitalisasi di atas, Pasar Senen juga berulang kali mengalami kebakaran. Pada tahun 1974 Pasar Senen terbakar hebat. Kejadian ini dikenal dengan sebutan Malapetaka 15 Januari (Malari).
Pada 23 November 1996 kebakaran terjadi lagi di Senen, dengan sekitar 750 kios di Blok IV dan V Pasar Senen ludes terbakar. Pada tahun 2003, 2008, 2010, dan 2016 beberapa blok di Pasar Senen juga mengalami kebakaran dan ia masih tetap bertahan.
Pagi Subuh ini, 19 Januari 2017, Pasar Senen Blok I dan II dari lantai 1 hingga lantai 3 kembali terbakar hebat. Apakah kali ini Pasar Senen akan tetap bertahan?
ADVERTISEMENT