Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Cagub Jakarta Ridwan Kamil berencana benahi trotoar di Jakarta agar warga punya banyak aktivitas. Ia pun memberi contoh trotoar di Jalan Asia-Afrika, Bandung.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kegiatan yang kini ada di sana, seperti banyaknya kegiatan cosplay, adalah hal yang organik. Karena ada trotoar, mereka menjadi kreatif sendiri.
“Manusia kota itu sederhana. Ada wadah, ada kegiatan. Tidak ada wadah, tidak ada kegiatan, paham? Tidak ada trotoar, tidak ada aktivitas. Ada trotoar, ada aktivitas,” ujarnya pada sebuah diskusi di M Bloc Space, Jakarta, Kamis (3/10).
Menurutnya, para cosplayer di trotoar tersebut muncul karena ada keramaian. Keramaian tersebut muncul dari trotoar yang bagus.
“Ini akibatnya. Ini si Spiderman. Pendapatannya UMR 5 juta. Karena sekali foto dia (Rp) 10 ribu. Kenapa dia ada begini? Karena ada keramaian,” ujarnya.
“Kenapa ada keramaian? Karena trotoarnya dibenerin. Waktu trotoarnya jelek, nggak ada yang jalan. Kalau nggak ada yang jalan, nggak ada keramaian,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kehadiran cosplayer ini tidak didesain olehnya sebagai Wali Kota. Kreativitas itu muncul dengan sendirinya karena diberikan wadah oleh pemerintah.
“Yang tadi yang cosplay tadi. Saya nggak pernah mendesain cosplay, jadi masyarakatnya itu kreatif sendiri,” ujarnya.
“Kan tadi teorinya ya, ada wadah, ada kegiatan. Tidak ada wadah, tidak ada kegiatan. Saya kasih wadah, berupa trotoar rapih, tiba-tiba mereka berkreasi sendiri,” sambungnya.
Maka, menurutnya tugas dari seorang pemimpin kota hanyalah memberikan wadah. Nantinya, wadah itu akan terisi sendiri secara organik.
“Inilah kreativitas kota, tugas pemerintah hanya satu. Fasilitasi aja kebutuhan dasarnya,” tuturnya.
Selain itu, menurutnya trotoar adalah ruang publik terbesar. Bila seluruh luas trotoar di seluruh penjuru kota dihitung, maka luasnya akan melebihi ruang publik lainnya.
ADVERTISEMENT
“Jangan keliru ya. Dalam ilmu tata kota itu, trotoar itu adalah ruang publik terbesar,” ujarnya.
“Karena jumlah trotoar dikali banyak melebihi jumlah alun-alun per meter persegi mereka. Jadi, ruang publik terbesar Jakarta itu bukan monas. Tapi trotoarnya,” pungkasnya.