RK Mau Buat 'Panic Button' untuk Masyarakat Guna Kurangi Kriminalitas di Jakarta

12 Oktober 2024 17:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil nomor urut satu saat melaksanakan BARK (Bedah Aspirasi Ridwan Kamil) di GOR Tanjung Priok, Sunter, Jakarta Utara, Sabtu (12/11/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil nomor urut satu saat melaksanakan BARK (Bedah Aspirasi Ridwan Kamil) di GOR Tanjung Priok, Sunter, Jakarta Utara, Sabtu (12/11/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
ADVERTISEMENT
Cagub Jakarta Ridwan Kamil (RK) akan mengembangkan aplikasi panic button yang dapat diakses melalui gawai setiap warga Jakarta untuk mengurangi angka kriminalitas. Aplikasi ini akan mendampingi program pemasangan CCTV di setiap RT/RW.
ADVERTISEMENT
Eks gubernur Jawa Barat ini menyampaikan inovasi tersebut dalam kegiatan BARK (Bongkar Aspirasi Ridwan Kamil) yang berlangsung di GOR Tanjung, Sunter, Jakarta Utara, Sabtu (12/10).
"Karena Jakarta mau jadi kota digital, ada konsep revolusi digital di bidang melawan kriminalitas. Nanti ada app namanya panic button. Jadi hpnya nanti tiba-tiba melihat ada kriminalitas di pengkolan bingung mau bingung, pijit aja si hp-nya, si button dari hpnya," ujar RK di atas panggung.
Cagub Jakarta, Ridwan Kamil, di depan kediaman Senator DPD Partai Demokrat Dapil Jakarta, Slyviana Murnia, Jumat malam (11/10). Foto: Alya Zahra/Kumparan
Dia menjelaskan akan bekerja sama dengan Polda Metro Jaya, sehingga setiap masyarakat yang menekan tombol panik itu, fitur GPS-nya akan terhubung dengan polsek terdekat.
"Setiap ada pencetan dari warganya, alarm terjadi sebuah peristiwa, GPS-nya itu bisa melacak ke titik kejadian sehingga waktu tempuh untuk merespons kriminalitas itu menjadi cepat," kata Kader Partai Golkar itu.
ADVERTISEMENT
Bagaimana bila tombol tersebut disalahgunakan?
RK menjawabnya dengan santai. Dia melihatnya bila disengaja hal itu akan menjadi catatan kriminal sendiri bagi orang yang melakukannya.
"Ya kalau kepencet disengaja tapi tidak kejadian kriminal, pasti jadi catatan. Nanti SKCK-nya tidak lulus," tuturnya.