RK soal Warga Bojong Koneng Enggan Direlokasi: Jangan Tunggu Nyawa Hilang

11 Oktober 2022 16:45 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Pemprov Jabar. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Pemprov Jabar. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, buka suara terkait sejumlah warga korban tanah bergerak di Desa Bojong Koneng, Bogor, yang tidak ingin direlokasi.
ADVERTISEMENT
Emil, begitu dia disapa, mengatakan bagi warga yang masih bertahan untuk segera berpindah ke tempat lain sebelum ada korban jiwa akibat fenomena alam tersebut.
"Kalau nanti pas kejadiannya ada nyawa hilang baru mau (relokasi). Kita enggak nunggu dulu begitu," ucap Emil di Gedung Sate, Selasa (11/10).
Emil mengatakan, Pemprov Jabar akan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga yang masih bertahan agar mau meninggalkan area berbahaya tersebut karena keselamatan adalah hal yang utama.
"Jadi intinya kita terus berusaha berupaya mensosialisasikan yang terbaik untuk keselamatan warga," tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Yani Hassan, mengungkapkan alasan sebagian warga masih bertahan karena lokasi tersebut merupakan sumber mata pencahariannya.
ADVERTISEMENT
"Tidak mudah upaya relokasi, diminta pindah rumah, mereka lebih pilih bersahabat dengan bencana. Karena ekonominya di situ, keluarganya di situ," ungkapnya dikutip dari Antara.
Tanah bergerak di Bojong Koneng, Bogor, Rabu (14/9/2022). Foto: Dok. Istimewa
Yani mengatakan hanya 3 dari 10 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak memilih untuk pindah meninggalkan area tersebut dan menerima direlokasi oleh Pemkab Bogor.
"Dari 10 rumah yang benar-benar rusak, baru tiga yang siap direlokasi, yang lain belum," ucapnya.
Plt Bupati Bogor, Iwan Setiawan, mengatakan akan segera memberikan bantuan warga terdampak guna bisa menyewa rumah sementara waktu.
"Kami segerakan untuk mencairkan biaya sewa tempat tinggal, karena bagaimanapun tinggal di pengungsian tidaklah nyaman," bebernya.
Iwan mengatakan jika bencana tanah bergerak di Desa Bojong Koneng itu sudah masuk dalam status tanggap darurat.
ADVERTISEMENT
Dalam bencana tanah bergerak tersebut, setidaknya telah merusak rumah hingga jalanan di Bojong Koneng, Kabupaten Bogor, pada 15 September 2022 lalu. Sedikitnya 150 orang mengungsi akibat bencana tersebut.
"Ada 20 rumah rusak parah, mengalami keretakan di dindingnya hingga jebol dan nyaris ambruk. Aliran listrik putus, akses warga terputus, akses jalan retak dan paling parah 3 kilometer hingga jembatan pun mengalami kerusakan hingga sulit untuk dilewati," kata Ketua RW 15 Ade Suprianto di Kampung Curug, Kamis (15/9).
Laporan: Arif Syamsul Ma'arif