Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
RK Teken Pakta Integritas: Bangun RSUD Cakung Bila Jadi Gubernur Jakarta
26 Oktober 2024 19:07 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Calon Gubernur Jakarta nomor urut 01 Ridwan Kamil (RK) menandatangani pakta integritas untuk membangun RSUD Cakung apabila terpilih jadi gubernur. Pakta integritas itu diteken saat blusukan di kawasan Pulogebang, Jaktim, Sabtu (26/10).
ADVERTISEMENT
"Doktor Haji Muhammad Ridwan Kamil dengan ini melihat Kecamatan Cakung sangat butuh RSUD dan Insyaallah akan ada percepatan RSUD sebagai prioritas pembangunan infrastruktur di kecamatan Cakung, Jakarta 26 Oktober atas nama Haji Muhammad Ridwan Kamil," ujar tokoh masyarakat Acep Edy membacakan isi pakta integritas yang ditandatangani oleh RK.
Acep mengatakan, wacana pembangunan RSUD itu mandek selama 10 tahun. Alasannya karena pembangunan RSUD ini tidak pernah dijadikan prioritas oleh pemerintah.
"Karena banyak orang Cakung sakit, misalnya kemarin pas COVID-19 itu, ada yang sampai ke Duren Sawit, ke Jakarta Utara, ke Koja, nah ini penting banget, itu pentingnya," ujar Acep.
Dalam kesempatan yang sama, RK menyatakan bila terpilih akan menjalankan tugas seorang gubernur sebagaimana mestinya, yakni menjawab kekhawatiran warganya.
ADVERTISEMENT
"Saya kira tujuan saya jadi gubernur adalah membereskan apa yang menjadi kekhawatiran warga ya. Kalau begitu Cakung nanti jadi prioritas, pertama adalah membangun fasilitas kesehatan rumah sakit ya," ujar RK kepada wartawan.
Diminta Membangun SMA
Di kesempatan itu, eks Gubernur Jawa Barat ini juga menerima aspirasi warga terkait belum adanya SMA Negeri, hanya ada SMP saja. Janji yang sama dia berikan kepada warga di sana, bila dia terpilih akan ada sekolah negeri baru.
"Ya sekolah, nanti kita cari tanahnya. Tapi sebenarnya saya punya gagasan, kalo tanahnya betul-betul enggak ada, itu SMP-nya bisa direnovasi menjadi SMP dan SMA. Kalo swasta bisa, kenapa negeri enggak bisa. Paham ya," kata dia.
"Bahkan swasta gitu, kadang-kadang swasta tuh SD-nya di situ, SMP-nya lantai berapa, SMA-nya lantai berapa. Sementara negeri rata-rata kan beda lokasi. Kalau lokasinya jauh dan susah, nanti gagasan inovasi SMP, SMA, dalam satu lokasi bisa kita jadikan solusi kalau tanahnya enggak ada," jelas RK.
ADVERTISEMENT