Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Rodrigo Duterte jadi Presiden Filipina Pertama yang ke Israel
2 September 2018 18:08 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Minggu (2/9) bertolak untuk melakukan kunjungan luar negeri ke Israel dan Yordania. Di Israel, Duterte mengincar pemasok baru persenjataan Filipina setelah dimusuhi Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, ini akan menjadi kunjungan pertama Presiden Filipina ke Israel setelah kedua negara menjalin hubungan diplomatik lebih dari 60 tahun. Rencananya Duterte akan berada di Israel hingga tanggal 5 September mendatang sebelum terbang ke Yordania untuk bertemu Raja Abdullah.
Ditemani pejabat kepolisian dan militer, Duterte akan melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan dijadwalkan bertemu dengan ribuan pekerja Filipina di Israel.
Pemerintah Filipina mengincar kerja sama persenjataan dengan Israel dalam kunjungan Duterte. Pasalnya, Amerika Serikat dan Kanada telah membatalkan beberapa perjanjian penjualan perangkat militer ke Filipina sebagai protes atas perang Duterte melawan bandar narkoba yang menewaskan ribuan orang.
Israel adalah salah satu penjual senjata terbesar dunia, dengan hampir 60 persen ekspor ke wilayah Asia Pasifik. Filipina sendiri sejak 2017 telah menjadi salah satu pelanggan besar Israel dengan pembelian radar dan perangkat anti-tank hingga USD 21 juta.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kunjungan Duterte dimaksudkan untuk menandatangani kesepakatan soal perlindungan pekerja Filipina di Israel.
Kunjungan ini dibayangi oleh sikap Duterte yang membuat marah Israel pada 2016. Ketika itu dia menyamakan dirinya yang membunuh ribuan pengedar narkoba dengan Adolf Hitler yang membantai tiga juta Yahudi.
Namun hubungan terselamatkan setelah Duterte meminta maaf. Selain itu hubungan Israel-Filipina tercatat dalam sejarah Perang Dunia II ketika Manila menjadi tempat perlindungan 1.300 orang Yahudi yang lari dari pembantaian Nazi.
Soal konflik Palestina dan Israel, Duterte menegaskan negaranya berpegang pada solusi dua negara.
"Kami dituntun oleh konstitusi dan hukum serta komitmen internasinal dalam mendukung berbagai upaya dan inisiatif, termasuk solusi dua negara," kata Duterte.
ADVERTISEMENT