Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Rodrigo Duterte Tiba di Belanda, Segera Didakwa Atas Kejahatan Kemanusiaan
13 Maret 2025 2:36 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Seorang juru bicara Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengkonfirmasi bahwa mantan presiden Filipina Rodrigo Duterte telah tiba di Belanda pada Rabu (12/3). Duterte akan menghadapi dakwaan kejahatan terhadap kemanusiaan atas program perangnya melawan narkoba.
ADVERTISEMENT
"Saya mengkonfirmasi bahwa pesawat telah mendarat," kata jubir ICC Fadi El Abdallah kepada wartawan dikutip dari AFP.
ICC, yang berpusat di Den Haag, telah mengatakan bahwa ada "alasan yang masuk akal" untuk meyakini bahwa Duterte melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pembunuhan.
Duterte disebut sebagai pelaku tidak langsung selama program anti-narkoba yang diperkirakan oleh kelompok hak asasi manusia telah menewaskan puluhan ribu orang di Filipina.
Pria berusia 79 tahun itu adalah mantan kepala negara ASIA pertama yang menghadapi dakwaan di ICC, mahkamah yang memutuskan kejahatan terburuk di dunia, termasuk kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan genosida.
Setelah ditahan di ICC, Duterte akan dibawa ke pusat penahanan sebelum sidang perdana yang kemungkinan akan dijadwalkan dalam beberapa hari mendatang.
ADVERTISEMENT
Gilbert Andres, seorang pengacara yang mewakili para korban perang narkoba Filipina, mengatakan bahwa kliennya sangat bersyukur atas penangkapan Duterte.
"Penangkapan Rodrigo Duterte merupakan sinyal yang bagus untuk keadilan pidana internasional. Itu berarti tidak ada seorang pun yang kebal hukum. Akan ada hari keadilan bagi semua orang, bahkan (untuk) orang-orang berkuasa seperti Rodrigo Duterte," kata Andres.
Namun, puluhan pengunjuk rasa pro-Duterte berkumpul di depan pusat penahanan, membentangkan spanduk bertuliskan: "Kami bersama Duterte."