Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Rohandi: Gagal Nikah, Menganggur, Sakit, dan Keinginan Syahid
9 November 2018 15:26 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Jumat (9/11) pukul 01.35 WIB dini hari, Polsek Pejaringan, Jakarta Utara, diserang oleh Rohandi. Dengan membawa sebilah golok dan pisau, Rohandi menyerang polisi dengan cara membabi buta. Rohandi akhirnya behrhasil dilumpuhkan dengan tembakan ke tangannya. Rohandi kemudian ditahan dan terancam pidana 10 tahun penjara.
ADVERTISEMENT
Penyerangan yang dilakukan Rohandi cukup mengejutkan dan membuat tanya. Siapa sebenarnya Rohandi, apakah dia terafiliasi dengan kelompok teroris?
kumparan mencoba mencari tahu sosok Rohandi, siapa dia dan mengapa berani melakukan penyerangan seorang diri.
Rohandi tinggal bersama kakak tertuanya di Teluk Gong, Jakarta Utara. Mereka tinggal di rumah berukuran kecil, di gang sempit di Jakarta. Lingkungan yang ditinggali Rohandi lingkungan padat penduduk.
Dari keterangan kakak tertuanya, Rohandi merupakan sosok pemuda yang baik dan rajin ibadah. Namun di usianya yang ke 30 tahun ini, dia belum berkeluarga. Ditambah beberapa tahun terakhir ini, ia harus berjuang melawan penyakit kelenjar getah bening dan paru-paru yang menyerangnya.
Hal tersebutlah yang diduga membuatnya depresi hingga berani melakukan penyerangan.
ADVERTISEMENT
"Nganggur terlalu lama ditambah digerogoti penyakit, dia kan dioperasi dua kali. Paru-paru juga. Akhirnya sampai sekarang itu terjadilah seperti ini," kata Rohman di kediamannya, Jumat (9/11).
"Memang dia kayanya udah putus asa, mungkin kalo dia jalan hidupnya gitu. Mungkin dia pikirannya begitu udah buntu," tambah Rohman.
Rohandi sendiri merupakan anak terakhir dari delapan orang bersaudara. Sedangkan Rohman adalah kakak tertuanya yang kini berusia 53 tahun.
Rohandi sendiri hingga saat ini belum berkeluarga. Ia tinggal bersama dengan dua orang Kakanya di Jalan Madsa, Kelurahan Penjagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Dahulu Rohandi mempunyai kekasih. Tetapi sang kekasih yang sudah hampir menikah dengannya meninggalkannya, pergi dengan pria lain.
Kegiatan sehari-hari Rohandi, kata Kakanya, hanya beribadah dan melakukan aktivitas orang normal seperti biasanya. Di hari terakhir sebelum Rohandi melakukan penyerangan, tak tampak adanya perilaku yang berbeda. Namun, hanya ada secarik kertas bertuliskan permintaan maaf saja yang ia tinggalkan untuk kakaknya.
ADVERTISEMENT
"Ia ada di rumah, tulisannya kepada seluruh keluarga yang ada di sini. Ini kata-kata terakhir, takutnya saya enggak ada umur saya minta maaf," ujar Rohman menjelaskan tulisan yang ditinggalkan Rohandi.
Rohandi juga sudah tak bekerja sejak 2006. Pemuda lulusan SMK tersebut terakhir bekerja di salah satu pasar swalayan di Jakarta. Sejak putus kerja tersebutlah, Rohandi jadi sering berada di rumah. Ia merasa membebani keluarganya padahal, Rohman tidak merasa terbebani sama sekali.
"Karena kan memang dia enggak terbuka dengan kakak-kakaknya mau gimana lagi, kita sudah nasehatin, udah ngasih tau, jalan manusia udah biasalah. Enggak usah aneh. Siapa tahu nanti dia di sana dapet hikmahnya," pungkas Rohman.