Romy Singgung Elite PPP: Tobat, Minta Maaf ke Kader Gagal ke Senayan

13 Desember 2024 16:18 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy di program Info A1 kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy di program Info A1 kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Majelis Pertimbangan DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), M. Romahurmuziy (Romy), mengeluarkan pernyataan tegas menjelang Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP yang akan dimulai malam ini.
ADVERTISEMENT
Romy menyoroti kegagalan partai berlambang Ka'bah tersebut dalam Pemilu 2024, yang untuk pertama kalinya tidak lolos ke Senayan sejak mengikuti pemilu pada 1973.
"Pada Pemilu 2024 lalu, PPP tidak lolos ke Senayan untuk pertama kalinya. Padahal PPP adalah partai paling senior di antara partai di parlemen, yang sudah 11 kali ikut Pemilu sejak 1973," kata Romy dalam keterangannya, Jumat (13/12).
Menurut Romy, ada tiga hal utama yang harus ditransformasikan oleh PPP untuk bangkit, yaitu kaderisasi, jati diri, dan kepemimpinan. Ia menyebut selama lima tahun terakhir, PPP stagnan tanpa kaderisasi yang signifikan.
"PPP kehilangan identitas sebagai partai umat. Untuk itu PPP harus merebut kembali hati umat," ucap dia.
Romy juga menyoroti kepemimpinan PPP saat ini yang dianggapnya tidak sehat. Ia mengkritik Plt Ketua Umum PPP, Muhammad Mardiono, yang dinilai terlalu lama menjabat tanpa kejelasan waktu pelaksanaan muktamar untuk memilih ketua umum definitif.
ADVERTISEMENT
"Plt Ketum PPP kali ini, adalah yang Plt terlama dalam sejarah partai. Ini sangat tidak sehat," terang dia.
Ilustrasi DPP PPP, Senin (10/7/2023). Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Pada Oktober 2024, para Pimpinan Majelis PPP telah melayangkan surat resmi yang meminta agar muktamar segera dilaksanakan pada Januari atau Februari 2025. Namun hingga kini, surat tersebut tidak mendapatkan tanggapan.
"Karenanya Mukernas ini wajib memutuskan waktu dan tempat pelaksanaan Muktamar, yang diharapkan sesuai dengan permintaan para Pimpinan Majelis yaitu pada bulan Februari 2025," kata Romy.
Sebagai Ketua Majelis, Romy menyerukan agar Plt Ketua Umum dan seluruh pengurus harian DPP PPP melakukan "taubatan nasuha" atas kegagalan mereka. Ia mendesak agar mereka secara ksatria mengakui kegagalan dan meminta maaf kepada seluruh kader PPP.
"Tobat yang sungguh-sungguh, dengan secara ksatria mengakui kegagalannya serta meminta maaf secara terbuka kepada seluruh kader PPP atas ketidakmampuannya menjaga PPP di Senayan. Karena sejak PPP gagal ke Senayan, belum pernah ada permintaan maaf," pungkasnya.
ADVERTISEMENT