Romy soal Gibran Cawapres: Publik Harus Kontrol Potensi Abuse of Power

23 Oktober 2023 10:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy (Romy) di Kantor DPP PPP, Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2023). Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy (Romy) di Kantor DPP PPP, Jakarta Pusat, Kamis (5/1/2023). Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Majelis Pertimbangan PPP M. Romahurmuziy merespons putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang telah dipilih sebagai cawapres Prabowo Subianto. Katanya, publik harus mengontrol potensi abuse of power.
ADVERTISEMENT
"Mas Gibran ini putra presiden yang secara emosional tentu sulit mempercayai dukungan Presiden tidak melekat untuk putranya. Publik juga wajib mengontrol potensi abuse of power oknum aparat yang bisa digunakan untuk memenangkan Pemilu," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (23/10).
Ia membeberkan potensi-potensi yang ada tersebut. Dari mulai unsur TNI hingga penyelenggara pemilu berpotensi 'dipergunakan'.
"Baik itu 271 Pj. kepala daerah, aparat penegak hukum, TNI, maupun penyelenggara pemilu. Khusus untuk penyelenggara pemilu, ini harus sangat dicermat keberpihakannya," jelasnya.
"Karena adanya Nota Dinas yang terbit menggantikan perubahan PKPU 19/2023 ditengarai sejumlah pakar sebagai melanggar ketentuan UU Pemilu," sambung Romy.
Gibran Rakabuming Raka hadir di Rapimnas Partai Golkar, Jakarta, Sabtu (21/20/2023). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Gibran sudah resmi dideklarasikan sebagai cawapres Prabowo pada Minggu (22/10) malam di Kertanegara, Jakarta Selatan. Prabowo menyebut terpilihnya Gibran menjadi cawapres merupakan hasil mufakat seluruh parpol di Koalisi Indonesia Maju (KIM).
ADVERTISEMENT
Sementara itu Presiden Jokowi mengaku tak ikut campur soal Gibran sebagai cawapres Prabowo. Katanya, tugasnya hanya merestui, yang menentukan partai politik.
"Ya orang tuanya hanya tugasnya mendoakan dan merestui. Keputusan semua sudah dewasa, jangan terlalu mencampuri urusan yang sudah diputuskan oleh anak-anak kita," ujar Jokowi usai menghadiri acara Apel Hari Santri Nasional 2023 di Tugu Pahlawan, Surabaya, Minggu (22/10).
Saat kembali ditegaskan, Jokowi kembali mengulang bahwa tugas orang tua hanya mendoakan dan merestui langkah politik Gibran.
"Orang tua itu hanya mendoakan dan merestui," ujarnya.