Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Rouhani Raup 70 Persen Suara dalam Hitung Cepat Pilpres Iran
20 Mei 2017 14:11 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Kandidat presiden petahana Iran, Hassan Rouhani, menunjukkan kedigdayaannya pada pemilu 2017. Meski komisi pemilihan umum belum memberikan pengumuman resmi terkait hasil akhir pemilu, Reuters melalui sumber resmi pemerintah Iran menyebut bahwa Rouhani berhasil mengalahkan rivalnya, Ebrahim Raisi, dan melanjutkan kepemimpinannya ke periode kedua.
ADVERTISEMENT
"Pemilu telah berakhir, Rouhani pemenangnya," sebut sumber yang enggan disebut namanya ketika memberi keterangan terkair pemilu yang digelar Jumat (20/5).
Dari 37 juta suara yang telah direkapitulasi, Rouhani berhasil memenangkan 21,6 juta suara. Kandidat lainnya hanya memperoleh 14 juta suara. Sementara 4 juta suara yang belum dihitung tidak akan berpengaruh banyak pada hasil Pemilu.
Sebelumnya sumber resmi ejabat dari Kementerian Dalam Negeri, Ali Ashgar Ahmadi, menyebutkan hasil hitung sementara yang juga menunjukkan hasil yang berpihak pada Rouhani. Ketika jumlah suara masih mencapai 25 juta, Rouhani berhasil memenangi 14,5 juta suara dibanding Raisi yang memperoleh 10,1 juta suara.
Ahmadi meminta publik menunggu pengumuman resmi yang akan diumumkan pada Sabtu (20/5).
ADVERTISEMENT
Jika dia kembali menang dengan suara 70 persen, Rouhani akan mengulang capaiannya ketika memenangi pemilu presiden tahun 2013. Rouhani muncul di politik nasional Iran dengan janji membawa Iran terbuka pada dunia dan lebih memberi ruang kebebasan pada rakyatnya.
Sedangkan rivalnya, Raisi, adalah tokoh konservatif yang begitu menghamba pemimpin besar Ali Khamenei. Ia disebut mendapat dukungan dari tentara Iran atau yang disebut Garda Revolusi. Ia juga dianggap sebagai satu-satunya kandidat yang mendapat restu Khamenei. Raisi adalah simbol wajah Iran garis keras.
Unggulnya Rouhani menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat Iran mengingkan gaya kepemimpinan yang lebih bersahabat. Rouhani selama ini dikenal dengan karakternya yang tenang. Banyak orang ingin mereformasi Iran dari pemerintah otoriter.
ADVERTISEMENT
Pendukung Rouhani juga berisi orang-orang yang terlanjur membenci Raisi. Kandidat tersebut dianggap akan membawa kegelapan kembali ke Iran. Pada 1980, Raisi adalah seorang hakim kontroversial yang memutuskan hukuman mati ke ratusan tahanan politik. "Saya memilih Rouhani karena tidak ingin Raisi menang. Saya tidak ingin orang garis keras menjadi presiden," ujar Ziba Ghomeyshi di Teheran.
Rouhani juga disukai karena mampu bermain cantik di kancah internasional. Iran banyak disudutkan karena kepemilikan nuklirnya. "Saya menyukai kebijakan Rouhani di komunitas internasional. Saya tahu dia merupakan reformis, tapi siapa peduli? Yang lebih peting dia bukan Raisi," ujar Yousef Ghaemi dari Kermanshah.