Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Politikus Partai Demokrat Roy Suryo turut mengkritisi pengadaan mobil baru menteri Jokowi dengan anggaran Rp 152 miliar. Roy yang mengaku sebagai penggemar otomotif, menilai mobil baru kurang tepat karena pejabat publik memiliki masa jabatan yang terbatas.
ADVERTISEMENT
"Saya penggemar otomotif. Kalau menurut saya wacana pembelian mobil menteri atau saya dengar sudah lelang sejumlah ratusan miliar, ini kurang tepat. Kurang tepat kenapa? menteri itu jabatan publik yang tidak lama masa jabatannya," ujar Roy di Gedung DPR, Senayan, Kamis (22/8).
"Saya pernah mengalami ketika masa jabatan menjabat Kementerian Pemuda dan Olahraga, itu juga menggunakan juga bukan mobil baru, tapi mobil bekas pendahulunya," imbuh dia.
Menurut Roy sebaiknya pemerintah menggunakan jasa sewa mobil untuk para pejabat negara daripada menganggarkan Rp 152 miliar untuk mobil baru.
"Bagi saya sangat tidak worth it untuk membeli mobil baru, lebih baik adalah menggunakan jasa rental, rental atau pemerintah menyewa. Apalagi Pak Jokowi terkenal orang yang efisien praktis gitu. Kadang-kadang kalau tidak cocok dengan orang bisa saja mungkin kinerjanya kurang bagus bisa saja diganti," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Baginya, mobil rental jauh lebih efisien ketimbang mobil baru. Sebab, pemerintah tak perlu mengeluarkan anggaran perawatan fasilitas mobil. Terlebih, kondisi ekonomi yang belum stabil.
"Mobil rental itu efisien, pemerintah tidak perlu mengeluarkan anggaran untuk perawatan, perawatan ditangani oleh rentalnya dan masa pakainya juga terus bisa dimodifikasi dan diperbaharui. Jadi saran saya selagi di tengah kondisi resesi ekonomi ini, lebih baik gunakan mobil rental," tutupnya.