Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Rp 1.300 Triliun Uang Saudi Hilang Akibat Dikorupsi
10 November 2017 11:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Kerajaan Arab Saudi mengatakan kerugian negara akibat korupsi yang dilakukan pejabat dan para pangeran sangat besar. Itulah sebabnya Saudi tidak akan berhenti memberantas korupsi, bahkan memperluas penyelidikan hingga ke negara tetangga.
ADVERTISEMENT
Menurut Jaksa Agung Saudi, Saud al-Mojeb, dalam pernyataan yang dikutip Reuters pada Kamis (9/11), kerugian Saudi akibat korupsi mencapai 100 miliar dolar AS atau lebih dari Rp 1.300 triliun.
"Berdasarkan penyelidikan dalam tiga tahun terakhir, kami memperkirakan sedikitnya 100 miliar dolar AS telah disalahgunakan melalui korupsi dan penggelapan yang sistematis selama puluhan tahun," ujar Saud.
Saud mengatakan saat ini ada 208 orang yang telah ditangkap untuk diinterogasi, tujuh dibebaskan tanpa tuduhan apa-apa. Tidak disebutkan nama-nama mereka, namun sebelumnya beberapa pangeran telah dicokok.
Ada 11 pangeran, empat menteri, dan puluhan mantan menteri yang ditahan Sabtu lalu, sesaat setelah pembentukan Komisi Antikorupsi Saudi. Salah satunya adalah pengusaha kesohor Pangeran Alwaleed bin Talal.
ADVERTISEMENT
Penyelidikan kini telah meluas hingga ke negara tetangga. Atas permintaan dari Saudi, Bank Sentral Uni Emirat Arab (UEA) telah meminta bank-bank komersial dan perusahaan finansial di negara untuk memberikan detail rekening para pangeran dan pejabat yang ditahan.
Aparat di Saudi juga telah membekukan lebih dari 1.700 rekening di dalam negeri sebagai bagian dari penyelidikan korupsi.
UEA, terutama Dubai, adalah salah satu tempat tujuan utama para orang kaya Saudi memarkir uang mereka di luar negeri. Selain buka rekening, mereka juga membeli apartemen dan villa mewah di Dubai, serta berinvestasi di pasar saham UEA.