RS Persahabatan, Fatmawati & Sulianti Saroso Kini Hanya Tangani Pasien Corona

24 Juni 2021 19:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Ambulans Puskesmas Kebayoran Baru, bersiap membawa pasien yang diduga terkena virus Corona di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Senin (2/3). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Ambulans Puskesmas Kebayoran Baru, bersiap membawa pasien yang diduga terkena virus Corona di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Senin (2/3). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Menanggapi gelombang baru kasus COVID-19, Kemenkes telah menetapkan 3 rumah sakit vertikal yakni RS Sulianti Saroso, RS Persahabatan, dan RS Fatmawati hanya menangani pasien corona. Artinya, 3 rumah sakit ini tak akan merawat pasien non COVID-19 untuk sementara.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama RS Sulianti Saroso Mohammad Syahril menerangkan pihaknya sudah melakukan sejumlah kesiapan terkait hal ini, seperti menambah jumlah tempat tidur ICU dan isolasi. Sebab meski sudah lebuh dulu difokuskan secara penuh bagi pasien corona, RS Sulianti Saroso kini sangat penuh.
"RS Sulianti Saroso per hari ini itu ketersedian tempat tidur rasionya 100, BOR-nya kemudian 96%. Ini sudah ditambah 24 tempat tidur dari 100 sejak 12 Juni. Nah sekarang RSPI Sulianti Saroso memang sudah sejak awal didedikasikan untuk COVID," kata Syahril dalam jumpa pers virtual di Youtube Kementerian Kesehatan, Kamis (24/6).
"Tapi sehubungan dengan lonjakan kasus ini kami berencana menambah 41 tempat tidur sehingga menjadi 145 tempat tidur sampai pertengahan Juli ini. Nah mudah-mudahan dengan penambahan ini bisa menampung baik yang di ICU dan non icu," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, penambahan tenaga kesehatan juga akan dilakukan untuk mengimbangi penambahan tempat tidur. Adapun menyiapkan tenda darurat untuk mengurangi antrean pasien di IGD.
"Nah, penambahan ini tentu saja perlu diiringi penambahan SDM, maupun alkes dan sarana dukungan lain. Sudah kami siapkan total nakes yang dibutuhkan RS Sulianti Saroso itu 80 perawat dan 2 dokter spesialis, radiologi, dan rehabilitasi," papar Syahril.
"Mudah-mudahan dengan tambahan ini, kita dapat melayani maksimal lonjakan kasus.Di samping itu kalau ada tumpukan di IGD, kita sudah menyiapkan tenda dengan bantuan BNPB untuk mengurai tumpukan yang ada di IGD," lanjutnya.
Update media harian COVID-19 Pada Kamis, 24 Juni 2021. Foto: Satgas COVID-19
Tempat Tidur hingga Nakes di RS Persahabatan Juga Ditambah
Di sisi lain, Syahril juga menjabat sebagai Dirut Plt di RS Persahabatan. Sehingga pada kesempatan yang sama, ia menerangkan kesiapan RS tersebut dalam mengkonversi lokasi sebagai RS COVID-19 total.
ADVERTISEMENT
"RS Persahabatan hampir sama, bedanya di Persahabatan ada 409 tempat tidur dan semula ini RS umum. Nah dengan COVID ini, hari ini sebanyak 55 persen sudah didedikasikan untuk layanan COVID, 32 di antaranya ICU dan 165 non ICU atau isolasi. Nah dengan lonjakan ini kami sudah merencanakan penambahan tempat tidur dengan 4 tahap," jelas dia.
"Karena ada perubahan ruang biasa jadi isolasi tentu butuh teknis-teknis untuk memenuhi persyaratan ruang isolasi.
Harapannya kita akan capai 90 persen di pertengahan Juli. Jadi 90 persen kita dedikasikan untuk COVID dan di antaranya 50 ruang ICU," lanjutnya.
Seperti di RS Sulianti Saroso, Syahril menerangkan pihaknya butuh penambahan nakes khususnya perawat. Sebanyak 150 perawat dan 14 dokter dibutuhkan untuk menangani 384 atau 90 persen ketersediaan tempat tidur.
Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta TImur. Foto: ANTARA/Andi Firdaus
Sementara itu, Syahril mengungkap banyak masyarakat yang panik dengan lonjakan kasus COVID-19, sehingga sebagian besar datang ke RS tanpa rujukan. Sehingga ia menekankan kepada masyarakat, RS Persahabatan dan RS Sulianti Saroso hanya menerima pasien rujukan atau pasien bergejala berat.
ADVERTISEMENT
"Sebelumnya kita ketahui sistem rujukan melalui SPGDT maupun rute, itu diharapkan RS Persahabatan maupun RS Sulianti Saroso hanya menerima rujukan kasus berat dan kritis. Tidak semua pasaien yang datang ke Persahabatan itu harus dirawat, tapi ada yang kita rujuk karena kondisinya tidak berat, tapi ringan," ujar dia.
Maka pihaknya akan merujuk ke RS yang ada di sekitar Persahabatan. Kriteria pasiennya pun khusus.
"Tentu saja masyarakat baik ke RS Sulianti Saroso maupun Persahabatan [sebaiknya] betul-betul berat dan kritis," jelasnya.
"Tapi kami pun menyiapkan apabila terjadi lonjakan yang tinggi ini, kami memasang tenda di depan IGD yang kira-kira bisa menampung 50 pasien untuk mengurai tumpukan-tumpukan pasien yang harus kita layani segera," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Syahril kembali menekankan pelayanan non COVID-19 sudah tak ada lagi di RS Sulianti Saroso. Sedangkan pelayanan ini tengah diberhentikan bertahap di RS Persahabatan.
Di samping itu, pihaknya akan memastikan ketersediaan obat dan APD di kedua RS tersebut.
"Pelayanan non COVID di Rs Sulianti Saroso baik di IGD dan rawat jalan sudah tidak ada lagi, begitu juga di RS persahabatan sudah kita mulai tutup untuk pelayanan non COVID. Hanya kita buka pelayanan rawat jalan pasien-pasien kronis yang selama ini harus diberikan perawatan rutin," tutur Syahril.
"Untuk obat baik Persahabatan dan Sulianti Saroso Insya Allah cukup buat 3 bulan ke depan termasuk APD-nya. Oksigen kami juga sudah memastikan ke pihak pemasok untuk menjamin ketersediaan oksigen saat ini sampai nanti lonjakan kasus selesai," tandas dia.
ADVERTISEMENT